by

Mencabik Kebaikan

 

Gubernur yg menang dgn cara menebar SARA, penuh tekanan dan membangun kebencian, stlh memerintah kelihatan seperti orang utan, tatanan sosial yg dibangun atas dasar kebaikan diporakporandakan, otak kita jd menciut menyaksikan kelakuan murahan. Jalan dijadikan pasar, Jalan protokol dimasuki motor, Monas dijadikan lapangan kotor, becak mau dihidupkan. Zaman Ali Sadikin 40.000 becak dirumponkan skrg becak mau dihidupkan, cuma orang gila yg krg kerjaan yg akan melakukan ide murahan dan memuakkan.

Sejak statementnya ttg pribumi kita tau dia mau mengambil hati masyarakat kelas ekonomi jerami, tapi caranya menjadi cara kelas bawah yg tidak bernilai sama sekali. Bagaimana nalar kita mau menerimanya hal2 baik yg sdh tertata dirusak dgn sengaja, kita tau dia berseberangan dgn pemerintah yg ada, tapi caranya bekerja telah merusak ibu kota, kesannya kota kebanggaan bangsa ini mau dibuat kubangan sapi, pribumi dari mana dia kalau membedakan keindahan dan kebaikan dgn kekumuhan saja tak bisa, apa hal itu bkn disengaja. Kalau perusakan yg dia lakukan dibiarkan sama saja kita membiarkan icon Indonesia diacak2 orang gila yg moralnya nyaris tdk ada.

Koloni yg memenangkannya harusnya tobat nasuha utk tidak membiarkan orang yg pernah diusungnya mempasung kebaikan dan membebaskan kerusakan merajalela, kalian jgn merasa yg punya Jakarta, kami juga punya hak yg sama krn KTP kita Indonesia.

# Lawan kemungkaran demi Indonesia bukan membela demi kelompok yg jumawa.

 

(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed