by

Memotret Jejak Dakwah Syekh Ali Jaber

Yang saya juga salut, Syekh Ali Jaber ini termasuk pendakwah yang belum tercemar oleh godaan politik praktis. Kita lihat sendiri pendakwah semacam Ust Abdul Somad, Ust Felix Siauw, Ust Haikal Hasan, bahkan KH. Abdullah Gymnastiar dan sederet pendakwah lainnya adalah mereka yang kadung punya afiliasi politik tertentu. Jadi Syekh Ali Jaber ini termasuk pendakwah yang netral secara publik, seperti para pendakwah hijrah lainnya seperti Ust Adi Hidayat, Ust Hanan Attaki, Buya Yahya dan lain sebagainya.
Potret dakwah Syekh Ali Jaber ini penting saya tulis, sebab kita masih banyak kekurangan da’i-da’i yang berada di tengah, mereka yang punya kemampuan menengahi dua kubu ekstrem. Ada da’i Gus Miftah, ia memang berkawan baik dengan Ust Yusuf Mansur tetapi belum bisa duduk bersama dengan Ust Abdul Somad dll, sehingga ruang dakwah kolaboratifnya masih terbatas. Ada Gus Hayid yang belakangan juga mulai dipromosikan oleh Ust Yusuf Mansur, ada potensi ke arah sana, ke arah pendakwah yang merangkul, sekalipun latar belakangnya Nahdlatul Ulama.
Berbeda dengan NU. Muhammadiyah seperti tidak kelihatan sama sekali geliat dakwah di era digital seperti sekarang ini. Entah karena fokus pada garapan pendidikan, kesehatan dan lainnya atau apa saya kurang tahu. Ust Adi Hidayat yang disebut-sebut sebagai kader Muhammadiyah, justru lebih dekat dengan komunitas Muslim hijrah. Kenapa saya katakan begini, ini berkaitan dengan masa depan umat Muslim di Indonesia dan NKRI. Umat Muslim di Indonesia adalah kunci. Namun harus diakui bahwa internal umat Muslim di negeri kita masih saja sering ribut dan ribet sendiri.
Akhirnya, saya juga turut berbela sungkawa atas wafatnya Syekh Ali Jaber. Semoga ke depan akan ada Syekh Ali Jaber lainnya yang punya komitmen dakwah yang terbuka dan merangkul. Saya secara pribadi juga miris, karena masih banyak ulama kita yang kerap kali terlibat saling gagah-gagahan dan saling serang, yang tentu saja efek buruknya akan berimbas pada para jemaah. Lihat saja media sosial kita sampai hari ini, masih saja saling nyinyir dan saling serang. Semoga rekam jejak dakwah Syekh Ali Jaber dapat terus bersemai di bumi Indonesia. Al-Faatihah!
Wallahu a’lam
Sumber : Status Facebook Mamang M Haerudin (Aa)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed