by

Memilih K.H. Ma’ruf Amin Bukan Politik Identitas

Jadi, politik identitas tidak ditentukan oleh siapa pasangan yg dipilih, tapi lebih ke bagaimana tindakan/aksi politik di lapangan. Bukan masalah siapa wakilnya, tapi bagaimana aksinya, sikapnya, kampanyenya.

Yang jelas, kini lawan politiknya lah yg harus berpikir keras. Ya, dengan “diabaikannya” ijtima ulama dan dipilihnya Sandi, otomatis meremukkan harapan pendukung yg sudah terlanjur dibangun. Rusaklah kemasan agama yg sudah dipoles selama ini. Alhasil, kepanikan jelas mengemuka, sampai Sandi pun tiba2 “dipaksa” menjadi sosok bercitra relijius agar tetap sesuai dengan pola “jualan” selama ini.

Jadi apakah Jokowi melakukan politik identitas? Politisasi agama? Jawabannya tidak. Kecuali nanti ia melakukan hal yg sebelum ini kerap dilakukan lawannya. Berkoar “menjual” ayat atau bahkan menyerang sisi keimanan lawannya misalnya. Itu baru politisasi agama, politik identitas.

Saat ini ia hanya bersiap dengan pedangnya. Tak lebih. Sejauh apa pedang itu akan digunakan, niscaya tak akan jauh berbeda seperti kisah seorang samurai legendaris. Ia enggan menyerang kecuali terpaksa mempertahankan diri. Pun hunusan pedangnya selalu dalam posisi terbalik, sehingga ia mampu tetap bertahan tanpa sabetannya menyakiti lawan. Ganbatte, Kenshin…

 

Sumber : facebook Aldie El Kaezzar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed