by

Membongkar Siasat Prabowo Merusak UGM

 
Kini kubu Prabowo ramai2 menyebarkan info jika UGM sudah membungkam diskusi akademik, UGM pro rezim, hingga UGM otoriter. Setelah saya kroscek ke teman2 BEM di Fakultas Peternakan, tempat yg semula akan dijadikan tmpat seminar trsebut, diperoleh kesimpulan memang semua ini sengaja dilakukan kubu Prabowo guna menghancurkan nama UGM. Ini 7 alasannya :
 
1. Cacat Izin. Ternyata penyelenggara seminar politik tsb adalah ormas bernama Rumah Joglo, Wisma Shorea, dan Leader of Change Association BUKAN BEM Fakultas Peternakan (FAPET). Secara administratif, acara yang tidak melibatkan organisasi mahasiswa internal kampus tidak boleh digelar. 
 
Surat izin seminar tsb pun trnyata hanya H-2 sebelum acara. Sangat beralasan jika acara itu tidak mendapatkan izin. Saya yg berkali2 mengurus izin acara kegiatan di UGM paham betul paling lambat permohonan izin acara di dekanat harus masuk 7 hari seblm acara digelar. 
 
2.  Pemalsuan ttd. Lantas kenapa bisa ada yg mencatut nama BEM FAPET? Dari pengurus BEM Fapet saya diberi tahu jika yg mencatut nama BEM Fapet ke Dekan Fapet UGM bukanlah pengurus BEM Fapet bahkan acara tsb tidak prnah dibahas sebelumnya di BEM Fapet. Ironisnya, Panitia penyelenggara acara seminar (kampanye politik) itu (yg kini diwawancara banyak media dan mengaku diancam DO) bukan mahasiswa Fapet UGM. Meskipun sudah diklarifikasi pihak UGM bahwa isu DO kepanitia adalah bualan (hoaks) dari sudirman said.
 
Ada informasi juga jika panitia yg bukan mahasiswa Fapet itu memalsukan ttd dekan, BEM Fapet agar acara seolah diizinkan. Jika itu benar adanya, maka itu tindakan pidana. Seluruh mahasiswa UGM saat awal perkuliahan dengan sadar menandatangani peraturan bersedia disanksi terberat (DO) jika terbukti melakukan tindak pidana. 
 
3. Kenapa Fapet bukan Fisipol? Seminar politik yg diselenggarakan di FAPET memang janggal karena itu bukan bidang keilmuwan mereka, kenapa tidak di FISIPOL saja? Tentu karena kalau di FISIPOL acara itu tidak akan bisa digelar karena dengan mudah civitas akademikanya mampu mengendus acara itu adalah kampanye terselubung dari kubu Prabowo. Selain itu, beberapa tahun belakangan memang kemahasiswaan FAPET dikuasai oleh mahasiswa2 dan dosen2 yg berafiliasi dengan KAMMI (organisasi mahasiswa yg berafiliasi dengan PKS), wajar jika kubu Prabowo hampir berhasil melancarkan agenda politik trselubungnya melalui pintu FAPET. 
 
4. Acara tersebut bukan pendidikan politik, karena hanya ada satu perwakilan paslon capres. Jika trdapat semua perwakilan, itu tentu tidak akan dipermasalahkan karena tidak termasuk kampanye politik, melainkan ajang uji visi misi dari insan kampus (sudah dilakukan UGM secara rutin setiap pilpres). Jika acara hanya memuat satu prwakilan paslon itu adalah bagian dari kampanye politik dan UU Pemilu No. 7 tahun 2017 melarang kampanye politik di kampus. Ferry dan Sudirman sebagai timses Prabowo semestinya tau itu. 
 
Untuk informasi, acara yg akhirnya dipindah tempat ke sebuah restoran itu berganti tema menjadi “DEKLARASI RELAWAN PRABOWO SANDI YOGYAKARTA” dengan narsum yang sama. 
 
5. Selain cacat secara administratif, acara tsb pun cacat secara substantif karena bermuatan politis. Mereka (SS dan FMB) pun tahu jika pihak kampus akan melarangnya (karena memang dilarang secara konstitusi), dan sudah menyiapkan langkah setelah dilarang, yaitu gembar gembor di medsos seolah dizalimi. TV One (yg sudah sama2 kita tahu track record keberpihakan politiknya) pun habis2an memberitakan topik ini dengan framing UGM sangat otoriter, khususnya kepada para oposisi. Nama UGM coba dijatuhkan oleh Prabowo. 
 
6. Kenapa UGM? Prabowo sadar, UGM adalah rumah dan kekuatan utama JKW (setidaknya secara kultural). Selain memang JKW alumni UGM, beberapa menteri2 kepercayaan JKW pun alumnus UGM, pun kepala badan hingga elit2 di daerah seluruh Indonesia yg didominasi lulusan UGM (karena prestasinya). 
 
Dengan menghancurkan kredibilitas UGM (framing UGM anti demokrasi, pendukung rezim) maka para lulusan UGM akan coba digerus reputasinya di masyarakat. Kekuatan utama JKW pun bisa dilumpuhkan. Itu lah siasat mereka sebenarnya. 
 
7. Prabowo yg memang mengaku Pilpres 2019 adalah kesempatan trakhirnya tentu akan menggunakan segala cara untuk menang, trmasuk cara2 kotor seperti ini. Alumnus dan mahasiswa UGM perlu waspada, karena kejahatan mereka sudah sistemik. Dan untuk kampus lain, sangat mungkin kampus andalah yg menjadi target berikutnya. Waspadalah.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed