by

Membela Abu Janda dan Publik Speaking Yang Bagus

Orang yang pandai menulis, ternyata belum tentu pandai berbicara. Begitupun sebaliknya, orang yang pandai berbicara, belum tentu pandai menulis. Kita membutuhkan orang-orang moderat yang pandai menulis, sekaligus pandai berbicara. Sebab dakwah Islam dalam konteks sekarang ini mesti bervariasi dan multi-metode.

Nah persoalan mendasar ini yang dipahami betul kelompok radikal. Mereka sadar, dari segi kuantitas mereka masih sedikit. Maka mereka mengerahkan para orator dan motivator untuk memompa semangat jamaah agar mereka militan. Maka dipilihkan istilah-istilah instan seperti ‘jihad’, ‘kafir’, ‘munafiq’, ‘hijrah’ dan sejenisnya. Mereka berusaha untuk menguasai media sosial dan media nasional.

Lihat saja kelompok radikal dan intoleran (meskipun mereka menolak dianggap radikal dan intoleran) seperti Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, Felix Siauw, Al-Khattath, Arifin Ilham dan para tokoh agama Islam penganut 212 yang lainnya, punya kemampuan public speaking yang bisa memukau jamaah, bisa menulis dengan daya yang menggerakkan. Mereka ini pandai dalam metode tapi kosong dalam isi.

Isu-isu seperti penerapan syariat Islam, khilafah Islamiyah, NKRI bersyariah, tahfidz Al-Qur’an, sambil meracuni publik dengan fitnah kemunculan PKI, China dan lain sejenisnya adalah cara paling ampuh untuk mempengaruhi persepsi dan opini publik. Mereka, terutama para tokoh panutannya, adalah mereka yang dianggap ulama tetapi tidak punya keilmuan dan tradisi kepesantrenan. Mereka hanya menang pasar, mereka paling pandai membaca kebutuhan pasar.

Tidak ada jalan lain, kecuali kita harus kompak untuk memberangus gejala radikal dan intoleran ini. Para ulama moderat dan kita umumnya masyarakat harus saling mengisi. Memberikan dakwah-dakwah sejuk lewat media sosial, media nasional dll. Wahid Fondation, Setara Istitute, Alvara Institute, PPIM UIN Jakarta dan lembaga lain sejenis selalu melaporkan bahwa angka intoleransi selalu melonjak tajam. Siapa coba pelaku intoleran? Ya mereka yang kebanyakan berada dalam barisan penganut 212.

Wallaahu a’lam

Sumber : Status Facebook Mamang Haerudin

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed