Jika Anies memaksakan ikut debat, bukannya akan menambah dukungan, tapi malah akan menggerogoti 39 % suaranya, karena dengan situasi kondusif sekarang ini setelah badai 7 juta manusia, maka setiap orang dapat dengan mudah menalar semua program Pasangan Calon Gubernur. Kecuali mereka yang pekok awet
Mungkin 4 kategori pemilih ini sebagai medan perjuangan Anies dan cheerleadernya
Pertama: Pemilih Bebek, pemilih yang hanya mengikuti tuannya, jika Tuannya teriak babi mereka teriak babi, jika tuannya teriak guoblok mereka teriak guoblok. Padahal, saat mereka saling bersahutan meniru mencaci tanpa sadar mereka saling mencaci sesama mereka sendiri. Dan koplaknya, mereka tertawa bersama-sama
Kedua: Pemilih Kebanyakan Micin, pemilih yang tahunya muslim dan non muslim. Pokoke joget jika pemimpin muslim, walaupun maling asal muslim, walaupun bokis asal muslim, walaupun tukang fitnah asal muslim. Karena mereka berkeyakinan pemimpin yang seperti ini masih masuk surga. Walaupun di dunia menciptakan neraka
Ketiga: Pemilih Pembenci, pemilih yang dari dulu memang pembenci Ahok. Korban dari program Ahok. Korban dari integritas Ahok. Kebanyakan dari bekas partainya Ahok. “Pokoknya eike benci sama Ahok” ujar si zonk dengan suara kemayunya
Keempat: Pemilih Asoy, pemilih yang menunggu program bantuan tunai langsung plus plus. Pemilih yang ujung-ujungnya duit. Kencing duit, makan duit, kalah duit, menang duit, jongkok duit
Kemungkinan berdasarkan kategori inilah Anies tidak tertarik debat di televisi. Pertimbangannya lebih bermanfaat jika bergeriliya ke kampung-kampung, ke ormas-ormas karena pemilihnya mudah dipengaruhi tinggal menambahi PLUS. Daripada mempertaruhkan 39% suaranya untuk debat di Televisi. Itupun hanya dapat secangkir kopi
Menyedihkan, Anies yang dulunya didewakan kaum rasional sekarang mengemis dukungan ke kaum-kaum yang mengedepankan emosional daripada nalar.
(Sumber: Status Facebook de Fatah)
Comment