by

Mau Kalian Apa, Sayang?

Oleh: De Fatah
 

Menuntut Basuki dijadikan tersangka bahkan terdakwa sudah berlangsung, aksi jilid 1 sampai jilid 3 sudah sukses ditutup serasa suasana haji bersama di monas, melampiaskan cacian dan makian dan melempar batu di depan istana sudah juga, nuduh aparat dan Presiden bekingi si penista sudah pulak, sekarang mau kalian apa ?

Mencaci ulama yang tidak sependapat dengan ulama yang mendukung fatwa MUI sudah juga, memunafik-munafikan saudara dan teman teman yang beda pendapat bahwa kasus itu bukan menistakan agama sudah pulak, mau bikin bank, bikin sekolah, bikin mall, bikin hypertmart khusus alumni pembela agama sudah satu suara juga, tinggal pelaksanaannya saja, sekarang mau kalian apa ?

Sekarang kasusnya sudah di Pengadilan, terdakwa punya hak juga dong untuk membela dirinya, seperti nanti kalian diberi hak membela diri kalian di hadapan Tuhan yang nanti kalian pasti ditanya juga atas dasar apa kalian menuduh Basuki sebagai penista agama

Hafalkanlah mulai sekarang jawabannya karena jawaban atas dasar ikut ikutan tidak akan lulus di mata Tuhan, masak ibadah niatnya ikut ikutan, puasa, sholat, haji ikut ikutan, bakal dibilang ndasmu oleh malaikat, terus kalian ngga terima dan mau aksi juga disana, mau kalian apa ?

Jadi sabar saja ikuti persidangannya, ngga usah ngamukan pakai ancam ancaman, tiap sidang bikin repot sana sini, katanya umat beragama tapi tingkahnya umat ber-setan, jika agama tidak membuat kalian berlaku adil itu tandanya kalian sedang kesetanan bukan beragama, karena adil itu mendekati taqwa, dimata Tuhan manusia yang bertaqwa itu sebaik baik manusia, bukan di mata habib, ustad atau kiyai, jika ayat Tuhan pun kalian dustakan, terus mau kalian apa ?

Jika ada teman yang bela Basuki jangan marah marah pula, mereka bukan bela cina nya, bukan bela asengnya dan bukan bela kristennya tapi yang mereka bela kemanusiaannya, apa itu kemanusiaan ?

Kemanusiaan adalah disaat orang desa Thaif melempari Muhammad Saw dengan batu yang membuat kening beliau berdarah, tapi Nabi memaafkannya karena Beliau berpendapat orang desa tersebut tidak mengetahui risalah kenabiannya, nanti kalau saya kasih contoh Bunda Theresia kalian bilang saya kafir pulak, jika kalian tak bercermin terhadap Nabi, lalu kepada siapa lagi ?

“Sesungguhnya manusia yang kehilangan akan kemanusiaannya adalah Manusia Kardus, dia bergerak bagai tinja yang mengambang di bantaran sungai, zaman kuning ikut kuning, zaman biru ikut biru dan zaman merah menjadi merah” ( Riwayat Abu Kardusi Al Kardus )

 

(Sumber: Status Facebook De Fatah)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed