by

Masifnya Propaganda Kebencian: Dari Obor Rakyat, Breitbart Hingga Ratna Sarumpaet

Nasib Bannon tak seapes Setiyardi Budiono, Pemimpin Redaksi tabloid Obor Rakyat yang terbit jelang Pilpres 2014. Tabloid ini bukan produk jurnalistik, tapi selebaran propaganda untuk membunuh karakter Joko Widodo. Setiyardi dan wakilnya, Darmawan Sepriyosa, divonis setahun bui. Mereka berdua dicokok polisi 8 Mei 2018 lalu.

Taktik propaganda “Make America Great Again” Trump dengan menabur ketakutan kepada warga kulit putih konservatif terhadap imigran dan kulit hitam yang diulang-ulang terbukti ampuh. Bannon sebagai pembisik Trump rupanya meniru mantra Joseph Goebbels dan Hitler: ucapkan kebohongan berulang-ulang maka masyarakat akan percaya bahwa kebohongan itu justru kebenaran. Namun Obor Rakyat yang digarap Setiyardi dan drama operasi plastik Ratna Sarumpaet yang didakunya sebagai penganiayaan, gagal total.

Toh, tak jera juga upaya melabel Joko Widodo PKI terus dicoba. Terakhir dengan penerbitan buku pamflet “Apa & Bagaimana PKI” yang diedarkan di Monas tanggal 29 September malam lalu, ketika Donggala dan Palu diguncang bencana.

Sebelumnya ada yang menebar disinformasi murahan bahwa duit Rp 100.000 makin tak bernilai, karena cuma bisa dibelikan bawang dan cabai. Atau tempe sudah sedemikian mahalnya hingga dijual setipis kartu ATM. Ada lagi yang melontarkan Politics of Fear dan disinformasi dengan menyatakan Indonesia bakal bubar tahun 2030. Teryata ucapan tokoh ini cuma didasarkan pada sebuah novel fiksi!

Propaganda kebohongan dan disinformasi akan terus menerpa kita hingga April 2019. Mudah-mudahan bangsa Indonesia tidak sesial bangsa Jerman tahun 1930a

n yang berhasil dihasut oleh seorang demagog bernama Adolf Hitler yang menjanjikan Deutschland uber Alles.

*) Irwan Julianto, mantan wartawan, lulusan Harvard University.

 

Sumber : islami.co

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed