by

Mari Pahami Proses Radikalisasi

Yang kedua adalah adanya narasi-narasi yang membenarkan alienasi yang terjadi pada dirinya, khususnya narasi-narasi yang berbasis ideologi (agama). Bukan hanya narasi-narasi yang menyalahkan orang lain terhadap kehilangan ‘moral compass’ yang sedang dialami seseorang tersebut, tapi juga narasi-narasi yang membenarkan tindakan kekerasan terhadap pihak-pihak yang dirasa mengakibatkan proses alienasi tersebut.

Setelah kebutuhan dan narasi itu ada maka yang terakhir adalah jaringan. Saat seseorang sudah secara gradual membenarkan bahwa dia tidak mendapat tempat di masyarakat dan mendukung narasi-narasi yang dimotivasi secara ideologi untuk menyalahkan bahkan melakukan kekerasan terhadap orang lain, maka dia akan mencari orang-orang yang punya pemahaman yang sama dengan dia.

Yang terakhir adalah adanya ‘enabling environment’ alias kondisi yang memungkinkan bagi jaringan tersebut untuk tetap ada dan berkembang. Enabling Environment ini tidak harus bersentuhan langsung dengan jaringan-jaringan di atas, akan tetapi enabling environment mengirimkan signal bahwa jaringan ini aman untuk tetap eksis.

Jadi, proses de-radikalisasi itu harus mentargetkan 4 unsur di atas. Yang pertama tentunya harus menghilangkan ‘enabling environment’ tersebut. Kemudian baru membatasi bahkan menghancurkan jaringan-jaringan yang berfungsi sebagai wadah berkumpulnya orang-orang yang kehilangan moral compas dan secara gradual memilih jalan kekerasan yang menurut dia dibenarkan oleh ideologi yang dia anut.

Dalam konteks Indonesia, menghilangkan ‘enabling environment’ itu adalah tugas yang sangat berat dari Presiden Joko Widodo karena mungkin saja orang-orang di sekeliling dia pun ada yang turut menciptakan enabling environment tersebut.

So if you’re not part of the solution, then you’re part of the problem, or even worse, you are the problem.

#IndonesiaTanahAirBeta

Sumber : Status Facebook Alto Luger

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed