by

Mana Aksimu Bawaslu Soal Hoax 7 Juta Surat Suara Tercoblos

Lagipula siapa yang peduli. Di tahun politik, publik demam politik partisan. Hoax memang membuat keruh, tapi target kekeruhan ini adalah supaya JAGOANNYA MENANG. Dan memang selamanya perhatian publik bukan soal penegakan keadilan. Tak ada yang menuntut edukasi, moralitas dan akhlak politik. Tak ada yang menghendaki jalan sepi, yang lurus.

Tak ada yang melihat kasus hoax sebagai masalah penegakan hukum, atau moralitas, masalah nilai-nilai. Karena yang lebih dianggap menjadi masalah adalah jika jagoannya kalah. Ancaman bagi bangsa dilihat secara partisan: jika jagoanku tak menang, maka negara dan bangsa ini akan oleng.

Maka selama itu pula, status quo lah yang jadi pemenang di republik ini. Ketika pemilu usai, para elit itu akan menghitung posisinya kembali. Jokowi dan Prabowo bakal berpelukan, elit di kedua kubu melebur, sharing kekuasaan.

Lalu para produsen hoax itu akan duduk di posisi-posisi strategis, pegang kuasa menentukan kebijakan bagi publik. Tak ada lagi yang berefleksi atas peristiwa amoralitas hari-hari ini. Tiga, lima, sepuluh hoax terlalu enteng, mudah dibawa angin. Ketika musimnya tiba, angin akan membawa kabar-kabar bohong kembali.

Sumber : Status Facebook Ferdinand Tobing

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed