by

Main di Dua Kaki

 

HTI makin menjadi-jadi, FPI beringasnya melebihi singa lapar, semua yg tak sepikiran di hajar seolah mereka pemegang otoritas terbesar bahkan memuncaknya demo 212 designnya adalah makar. Berbagai alasan memutar disajikan dgn cara murah dan kasar, lebaran kuda dan sejenisnya disampaikan seorang mantan yg menjadikannya makin rentan bhw dirinya punya peran atas besarnya sebuah ormas yg kelak bisa memalak negeri yg kita cintai.

Sikap hati-hati namun pasti, bukan peragu dan ambigu, Jokowi menunjukkan kelas sendiri bgmn dia menjaga ibu pertiwi bkn seperti yg lainnya ganas melihatnya, ibu pertiwi dijadikan seperti ibu tiri. Para pengeram ormas haram ini mendadak gagu. Busyro Muqodas akan melakukan judicial review, Sby akan minta pemerintah merevisi, seperti biasa dia gertak pemerintah dan pararel bersayap mengambil serpihan keuntungan utk dirinya.

Kenapa PAN dan Demokrat kelihatan panik, dua partai banci ini selalu main pada dua kaki. Mereka mau menunjukkan bhw mereka menolak PERPPU dan berpihak ke ormas binaannya dimana jumlah suaranya masih mereka harapkan, dgn kenyataan mereka dihujat habis-habisan namun pemilih militan harus dijaga jgn sampai kecewa. Itulah yg membuat mereka seperti diatas jembatan kaca, melihat kebawah mereka gamang, mau jalan lurus kedepan ada keraguan. Satu-satunya jalan mereka harus bersandiwara, menunjukkan kesetiaanya bersama ormas yg dieraminya, agar bisa menyumbang kursi lagi. Kita yg waras harus bergas karena Indonesia masih dalam proses transisi, antara orang berambisi dan Jokowi yg sedang melakukan restorasi.

# Kita ditantang berperan dalam perubahan, atau jadi penonton perubahan dengan tetap berjiwa picisan.

 

(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed