by

Mahasiswa Salah Menilai Jokowi

Aksi Unjukrasa yang terjadi didepan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/10/2015), yang menuntut agar Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mundur adalah salah alamat. Para pengujukrasa yang didominasi oleh mahasiswa tersebut seharusnya mampu melihat perubahan Indonesia sekarang dengan katamata yang objektif bukan yang subjektif.

Kita bisa bandingkan sebelumnya dengan saat ini, selama 32 tahun yang lalu adalah waktu yang sangat banyak yang dapat digunakan oleh pemimpin sebelum Jokowi untuk mengubah dan menata wajah Indonesia agar lebih diperhitungkan lagi posisinya, tapi yang terjadi justru hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh pemerintahan yang berkuasa selama kurun waktu tersebut.

Yang lebih menggejutkan, setahun pemerintahan Jokowi berbagai pembenahan besar dan perubahan bagi Indonesia sudah mulai terlihat. Mulai dari keberanian pemerintah yang menyikap habis mafia hampir disemua sektor hingga politik kebijakan Jokowi yang sesungguhnya sangat mengarah pada perubahan Indonesia kedepannya.

Bisa dilihat dengan kacamata yang objektif, bahwa saat ini pemerintah sedang giat-giatnya menyikat habis mafia, dan ini adalah salah satu tindakan nyata yang dilakukan oleh Jokowi untuk mengubah Indonesia, karena keberadaan mafia tersebut sesungguhnya telah membuat keadaan Indonesia menjadi seperti saat ini, banyak permasalahan akibat ketidaktegasan rezim-rezim sebelumnya. Saat ini Jokowi sudah berusaha sekuat tenaga untuk mulai mengatasi warisan rezim-rezim sebelumnya tersebut.

Bukti lain yang menunjukkan bahwa Jokowi sedang memperbaiki dan mengubah total Indonesia adalah ketika kebijakan pemerintah berupa mengeksekusi mati gembong narkoba, peneggelaman kapal asing hingga pencabutan izin perusahaan yang terbukti lalai sehingga mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan kian terjadi, menjadi salah satu dari sekian banyak permasalahan masa lalu bangsa Indonesia yang sudah mulai dibenahi oleh Jokowi.

Kemudian soal pembubaran Petral yang selama puluhan tahun terakhir sudah menjadi ladang basah bagi perkumpulan mafia migas pun tak ketinggalan juga disikat habis oleh pemerintah, karena keberadaan mafia membuat Indonesia akan terus mengimpor BBM, dan hal tersebut sesungguhnya akan membuat Indonesia terus dimanfaatkan oleh mafia migas, namun hal tersebut kini tak lagi terjadi. Pemerintahan Jokowi berhasil membubarkan Petral dan mencabut susbidi BBM, yang tak lain tujuannya adalah untuk membuat Indonesia lebih mandiri soal energi dan mengalihkan uang subsidi untuk hal yang produktif. Bahkan bukti lain yang bisa membantah pernyataan mahasiswa bahwa Jokowi gagal semakin terbantah setelah Jokowi mampu menyelesaikan persoalan relokasi korban Gunung Sinabung dan persoalan korban lapindo, yang sebelumnya tidak mampu diatasi oleh pemerintahan sebelumnya.

Hal lain yang mungkin bisa menjadi bukti nyata bahwa pemerintahan Jokowi tidak seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa dalam orasinya tersebut adalah pembangunan infrastruktur saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah menunaikan janjinya untuk mengubah total Indonesia, hal tersebut bisa dicek dan dilihat di halaman website Kementrian Perhubungan dan Kementrian Pekerjaan Umum, begitu banyak sekarang proyek infrastruktur besar yang sedang dilakukan oleh pemerintah, mulai dari pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, LRT, Jalur Trans Sumatera, Trans Kalimantan, Trans Sulawesi, Pelabuhan, Terminal hingga Stasiun, hal inilah yang menjadi bukti nyata dan tak terbantahkan bahwa anggapan mahasiswa Jokowi gagal adalah salah besar.

Penulis yang juga adalah seorang mahasiswa selalu berbeda pandangan dengan mahasiswa terhadap pemerintahan Jokowi-JK, sebab penulis melihat kinerja pemerintah sekarang menggunakan kacamata yang objektif bukan yang subjektif. Hal lain yang merupakan prestasi setahun pertama Jokowi-JK adalah soal keputusan pemerintah yang berani membekukan PSSI, induk sepakbola nasional yang selama puluhan tahun sudah dikuasai oleh mafia sepakbola hingga mengakibatkan sepakbola Indonesia tidak pernah mengalami kemajuan, akibat banyaknya keoentingan-kepentingan yang selama ini didalam tubuh PSSI.

Dari fakta-fakta diatas jelas bahwa, anggapan mahasiswa Jokowi gagal dan menunutut Jokowi mundur adalah dapat dipahami sebagai salah satu bentuk kekecewaan mereka melihat calon yang pernah mereka dukung kalah, dan sebaliknya Jokowi dengan beraninya mengubah total wajah Indonesia, termasuk pula soal ketegasan Jokowi yang meminta agar barang-barang impor ilegal langsung dimusnahkan, kian membantah pernyataan mahasiswa dalam orasinya.

Mahaiswa sebagai agen perubahan seharusnya mampu melihat kinerja Jokowi dengan kacamata yang jernih bukan menggunakan ataupu ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan lawan politik Jokowi yang hingga kini seolah tak ingin melihat Jokowi berhasil mengubah dan menata ulang Indonesia yang sudah didera masalah yang kompleks sejak puluhan tahun terakhir. Dan jika ingin diulas lagi mengenai apa prestasi Jokowi dalam setahun pemerintahannya akan terlalu banyak, penulis disini meyakini bahwa kita yang memakai kacamata yang objektif serta hati nurani pasti akan mengatakan perubahan sudah mulai terlihat dalam setahun pertama kepemimpinan Jokowi-JK.

Bahkan desakan agar MPR segera digelarnya sidang istimewa untuk memakzulkan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla makin memperlihatkan betapa mahasiswa sekarang sangat mudah ditunggangi oleh berbagai macam kepentingan politik. Karena secara yuridis, Presiden baru dapat dimakzulkan apabila melakukan pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan dan melakukan tindakan pidana berat lainnya. Indonesia adalah negara hukum bukan negara kekuasaan, jadi semua harus berdasarkan pada fakta dan bukti hukum, bukan berdasarkan pada desakan-desakan yang tidak memiliki landasan hukum. Yang jadi pertanyaan besrnya adalah tindakan apa yang sudah dilakukan oleh Jokowi sehingga harus dimakzulkan? Tentu tidak ada, karena ini semua masih berdasarkan kepentingan politik yang ingin menjatuhkan Jokowi-JK.

Ricky Vinando (Kompasiana)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed