by

Maafkan Pakde Jokowi, Pak Prabowo…

Oleh: Denny Siregar
 

Maaf pak Prabowo, Jokowi tterlalu perkasa buat bapak…

Ternyata “kekuatan besar” yang dulu bapak banggakan itu rontok seperti rambut Donal Trump dalam waktu cukup 1,5 tahun saja. Waktu yang sangat sebentar mengingat betapa dulu dengan perkasanya bapak dan koalisi menghadang dengan menguasai parlemen.

Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa ini, pak ?

Bahwa kita tidak boleh meremehkan lawan kita hanya dengan melihat fisiknya saja. Jokowi memang tidak seganteng dan segagah bapak. Ia kurus, kerempeng dan sering diejek tidak punya kharisma. Jokowi bukan seperti bapak yang mantan pasukan elit negara. Ia hanya pengusaha meubel yang datang dari kalangan biasa.

Tapi Jokowi lebih jago mengatur pasukan daripada bapak yang seharusnya punya kemampuan segudang. Bapak terbukti salah dalam menerapkan strategi gelar kekuatan, karena kehancuran parah bukan ketika kita tarung berhadap2an, tetapi ketika musuh mampu menyusup dan menghancurkan dari dalam. Bapak harus akui itu dan menaruh rasa hormat padanya tanpa perlu merasa malu.

Lihat bagaimana Jokowi membelah satu persatu kekuatan koalisi yang bapak rancang ?

Hampir semua mempunyai pola yang sama. Tarik keluar dulu partai2 pendukung, lemahkan dengan membelah mereka menjadi dua bagian, paksa mereka melakukan musyawarah internal dan singkirkan orang2 yang tidak setujuan, dukung para oportunis yang gila kekuasaan. Maka kerusakan hebat pun tidak bisa dihindarkan.

Jangan menangis, pak Prabowo…

Kelemahan terbesar bapak adalah bapak tidak mempunyai jenderal2 ahli strategi seperti Wiranto, Hendropriyono dan Luhut Panjaitan. Bapak hanya punya trio Kwik Kwek dan Kwak yang perlahan disingkirkan dari jabatan pengaman. Beda kelas, pak… Tim bapak kayaknya dulu cuman jadi Menwa, itupun cadangan.

Jadi, bagaimana rasanya sekarang sendirian sesudah hiruk pikuk penjilatan sudah selesai, pak Prabowo ? Bagaimana rasanya ditinggal teman saat kita sedang membutuhkan ? Sakit kan pak…. Sakittttt… Disini, pak… disiniii…. *tunjuk2 dada sambil pantat mundur ke belakang*

Sudahlah, pak Prabowo..

Jika sudah tidak kuat lambaikan tangan ke kamera dan tim kami akan menjemput bapak. Tidak perlu maju lagi pilpres mendatang, karena masa keemasan bapak sudah lewat. Pertama tahun 2009 dan kedua 2014 barusan.

2019 lebih baik duduk di barisan yang sejalan untuk membangun negara. Sadarilah koalisi bapak sudah habis, yang ada tinggal kenangan rekaman tv-one waktu bapak dan sohib berat sujud syukur kemenangan atas hasil survey yang sesuai pesanan. Berikan Jokowi dukungan dan bapak akan mendapatkan pundak untuk bersandar.

Selamat malam, pak Prabowo….

Pak mantan pernah berkata dengan sangat bijak, “Orang sendirian itu pertanda dia tidak punya teman..” Saya tidak tahu seberapa bijak perkataan ini, karena menurut saya artinya pun tidak ada.

Ngopi dulu pak Prabowo….

IKetahuilah, kegagalan itu adalah keberhasilan yang tidak kunjung datang…..

 

(Sumber: Facebook Denny Siregar/dennysiregar.com)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed