by

Lompatan China

Selanjutnya…, China harus tampil menjadi komunitas baru…, komunitas yang ulet untuk menjadi pemenang dalam berproduksi dengan cara modern…, dan unggul dalam perdagangan International.

Ketika negara lain sibuk berkonsumsi…, China sibuk berproduksi…; walau harus menjual dengan laba rendah.

Ketika negara lain…, elite politiknya sibuk berebut kekuasaan…, sibuk bersaing dalam pemilu demokratis…, parlemen sibuk merubah struktur UU…; bangsa China lebih memfocuskan diri melakukan transformasi dari masyarakat yang lemah…, menjadi masyarakat yang kuat lewat kerja keras dan kebersamaan.

Akhirnya China mampu berdaulat secara ekonomi…, karena kemakmuran tidak berasal dari hutang…, tapi dari kemandirian.

Kebanyakan dari kita…, merasa selalu di atas angin dengan potensi yang ada.

Karena memiliki gelar kesarjanaan…, merasa berhak menjadi middle class.

Karena Sumber Daya Alam (SDA) kita melimpah…, merasa berhak minta subsidi.

Karena banyak doa dan zikir…, merasa berhak mendapatkan kesuksesan dengan mudah dari Allah.

Tetapi apa hasilnya….?

Para sarjana bukannya menjadi asset bangsa…, tetapi malah menjadi beban negara…; karena menambah daftar angkatan kerja yang harus negara sediakan.

SDA tidak menghasilkan kemakmuran…, tetapi penjajahan gaya baru.

Agama tidak melahirkan spiritual sosial.

Berkeluh kesah menyalahkan orang lain…, dan menghujat pemerintah.

Semua itu adalah bentuk kemiskinan akal dan spiritual…, mengapa….?

Karena…, apa yang terjadi pada diri kita adalah manifestasi dari sikap mental kita sendiri.

Sudah saatnya kita…, dan generasi sesudah kita berubah.

Rahayu

Sumber : Status Facebook Buyung Kaneka Waluya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed