by

Logika Tidak Logis

Ternyata tak satu pun kitab tafsir yang mendukung pendapat dan maunya di kader jahil itu.

Eh, bukannya terima kasih sudah dikasih tahu, malah marah-marah dan mulai mencaci-maki, keluar kata kotor yang tidak layak dari mulutnya, tangannya berkecak pinggang bak jagoan, dari mulutnya penuh sumpah serapah tidak terbendung lagi.

Habis lah si ulama itu jadi bulan-bulanan misuh-misuhnya. Puas rasanya bisa melampiaskan kekesalan kepada tokoh ulama yang juga tidak terlalu dikenalnya itu. Rasanya sudah jadi pahlawan.

Rupanya dia selama ini terlanjur ikut pemahaman yang tidak jelas rujukannya. Belajar agama bukan dari ahlinya, tapi dari kalangan yang serba punya banyak kepentingan. Si kader ini memang cuma korban, tapi dia tidak sadar karena memang sudah matang hasil pengkaderannya.

Di dadanya selama ini telah terlanjur ditanamkan indoktrinasi gaya militer, yang mana dia siap menghajar siapa pun yang dianggapnya bertentangan dengan apa yang didoktrinkan, bahkan meskipun datangnya dari kalangan ulama yang spesialis di bidang tersebut.

Jadi kita sekarang ini malah direpotkan dengan kader-kader militan salah asuhan model ini. Entah siapa yang telah mengkadernya selama ini, yang jelas hasil didikan model begini error dan nambah-nambahin kerjaan saja.

Ibarat kue salah bikin, sudah bantet tidak bisa mengebmbang, gosong pulak. Sejak dari adonan sudah salah bikin, prosesnya pun keliru sejak awal.

Kalau sudah salah bikin kayak gitu, terus mau diapain lagi?

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat Lc MA

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed