Host : Masih ada? Waw.
Narsum : Seratusan tahun sebelumnya lagi ada As-Sakhawi (w. 643 H) yang juga menulis kitab tentang ilmu Al-Quran berjudul Jamal Al-Qurra’. (جمال القرآن)
Hampir sezaman, ada Abu Syamah (w. 665 H) yang menyusun kitab Al-Mursyid Al-Wajiz fi Ulum Tata’allaqu bil Quran Al-Aziz (المرشد الوجيز في علوم تتعلق بالقرآن العزيز).
Host : Ck ck ck mantab…
Narsum : Seabad sebelumnya, ada Ibnul Jauzi (w. 597 H) yang menyusun kitab Funun Al-Afnan fi ‘Uyun Ulum Al-Quran (فنون الأقنان في عيون علوم القرآن).
Lalu hampir seratusan tahun sebelumnya sudah ada kitab ulumul Quran yang disusun oleh Abul Ma’ali (w. 494 H) bernama Al-Burhan fi Musykilat Al-Quran (البرهان في مشكلات القرآن).
Host : Wah banyak sekali ya, ustadz.
Narsum : Alhamdulillah, sejarah telah menjadikan kita kaya dengan warisan ilmu rujukan. Tinggal tugas kita hari ini yang paling sederhana dulu, yaitu bagaimana kita mengenali karya-karya emas itu sebagai bentuk apresiasi.
Selain itu tentu amat memalukan kalau sampai kita sebagai generasi muslim tidak mengenal karya-karya di bidang ilmu Al-Quran di atas.
Host : Betul sekali
Narsum : Jangan sampai kita sendiri yang malah mengubur literatur dan rujukan utama dalam bidang ilmu Al-Quran ini, karena keawaman kita dan kejahilan ilmu agama yang kita punya. Apalagi sampai merujuk kepada karya para orientalis yang merusak ilmu Al-Quran.
Host : Sepakat ustadz. Sepakat.
Narsum : Malu rasanya kalau belum apa-apa kita sok merasa pintar agama,padahal belum pernah baca kitab-kitab itu. Jangan jumawa merasa sudah jadi generasi qurani padahal ilmu Al-Quran masih belum melek.
Host : Btw, apakah semua kitab yang disebutkan tadi memang masih dijual di toko buku kayak bookfair gitu?
Narsum : Hmm, saya kurang yakin.
Host : Terus apakah kitab-kitab itu sudah punah atau bagaimana?
Narsum : Tidak juga. Justru di zaman canggih ini kita bisa download semua dengan gratis tanpa bayar, dan saat ini juga masuk ke komputer kita, baik versi Syamilah atau pdf.
Host : Luar biasa. Satu lagi pertanyaannya, tapi jangan diketawain ya. Apa semua kitab iti sudah ada terjemahannya. Afwan
Narsum : Fiuhhh (deep breath) no comment, lah.
Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat
Comment