by

Liburan Natal Haram

Oleh : Ahmad Sarwat

Zaman masih SMA dulu saya rajin berdebat urusan haramnya ikut merayakan natal. Lawan debat saya masih teman saya sendiri. Kadang kalau debat suka nggak pakai aturan, asal nyablak aja. Maklum namanya juga anak-anak.

Dia bilang bahwa termasuk ikut merayakan natal yang diharamkan adalah ketika tanggal 25 Desember kita kaum muslimin ikut meliburkan diri.

Saya protes, nggak bisa begitu. Kita kan cuma liburan, sama sekali nggak natalan. Lagian kan memang resminya tanggal merah. Kenapa nggak dimanfaatkan?

Teman saya bilang, pemerintah itu meliburkan natalan dalam rangka itu hari besar agama mereka. Jangan berlagak pilon dong. Nyata-nyata itu hari besar agama mereka, lha kok kita muslim malah ikut libur?

Yang natalan mereka, kenapa kita pada ikut-ikutan libur? Dalam rangka apa kita jadi terpengaruh ikut meliburkan diri?

Saya jawab lagi, seandainya pemerintah tidak jadikan hari libur nasional, kita juga nggak libur kok?

Teman saya jawab lagi, ente tahu kan bahwa

dalam beragama kita punya prinsip baku : lakum dinukum waliyadin. Agamamu agamamu dan agamaku agamaku. Situ silahkan natalan untuk meliburkan diri untuk ritual ibadah dan kumpul-kumpul.

Tapi kita sebagai muslim, tidak perlu ikut-ikutan mereka dong. Ngapain libur? Dalam rangka apa? Harusnya kita tetap sekolah, kuliah dan masuk kerja seperti biasa.

Waktu itu saya jawabnya gini : Boleh jadi awalnya dulu sepakatnya gitu. Tapi mereka protes, sebab kita muslim ini kalau Idul Fitri liburnya bukan cuma sehari tapi berhari-hari.

Resminya saja ada dua tanggal merah, tapi fakta libur lebaran itu 2 Minggu. Hitungannya mulai H-7 sampai H+7.

Jadi sobat kita yang natalan minta libur juga selama 2 Minggu pas kita pada lebaran. Maka akhirnya kita juga boleh liburkan diri pas mereka natalan. Gitu saya jawabnya.

Ah, itu sih cuma akal-akalan ente aja. Kata teman saya ke saya. Saya jawab, itu juga akal-akalan ente juga.

Buat kita sih mau lebaran apa natalan, yang penting liburan. Hehe iya juga sih.

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. maklum masih kecil, apa sekarang masih seperti itu( ga libur) kalo ya berarti ga menghargai agama lain.
    namanya Bhineka.
    di Arab aja mereka menghargai Natal.

News Feed