by

Lelaki Itu Telah Kembali

 

Namun Jokowi adalah dirinya. Ia tak sepenuhnya bisa disekat. Di Semarang, Jokowi datang hanya ditemani sopir ke pelabuhan tengah malam. Atau ketika kemarin ia naik KRL dengan ditemani tiga pengawal. Jokowi telah membuka sekat itu.

Ia tampil menjadi dirinya seutuhnya. Berdekatan dengan rakyat mengalirkan energi positif. Bahkan dalam keprotokoleran sekalipun, Jokowi banyak berimprovisasi di tengah jalan. Ia pribadi yang tak bisa dibatasi.

Jokowi yang murni selalu tampil apa adanya. Kepalsuan adalah haram baginya. Namun ada saja orang-orang di sekitarnya yang ingin tampil ke depan dengan dalih melindungi.

Ketika masuk istana, akan terlihat wajah-wajah yang menyimpan kehendak berbeda. Memposisikan Jokowi dalam singgasana tinggi. Orang-orang yang datang mesti menjura.

Jokowi memang presiden, tapi ia presiden rakyat. Berbeda dengan presiden sebelumnya. Ia merasa nyaman dan aman bersama rakyatnya. Kekakuan, kesok-elitan yang dipaksakan kepadanya, hanya akan merusaknya.

Hendaknya ini yang menjadi perhatian semua orang yang mencintai Jokowi. Biarkan ia tetap merdeka. Tetap menjadi dirinya sendiri. Jangan biarkan ego kelompok tertentu memasung langkahnya.

Di KRL menuju Bogor, lelaki kurus yang dibesarkan di bantaran Kali Anyar Solo itu telah kembali menjadi dirinya. Menjadi Jokowi yang dulu. Yang dekat tak berjarak. Tanpa siluman-siluman yang berkehendak mengubahnya.

Mungkin ia juga lelah dengan pembatasan berlebihan. Lelah dengan adat kepriyayian istana. Oleh PNS yang hanya tahu sistem harus bekerja. Padahal ia ingin tetap menjadi dirinya yang sejati. Menjadi Jokowi apa adanya.

Dan sore itu ia telah menunjukkan jati dirinya. Menjadi Jokowi sepenuhnya. Di KRL yang penuh sesak itu, Jokowi lebih dari sekadar Churchill yang sedang mencari inspirasi.

(Sumber: Facebook Kajitow Elkayeni)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed