Alasan yang membuat dia yakin bahwa dia harus keluar adalah karena kajian isi pengajiannya bukan berisi tausyiah yang memberikan kedamaian tapi justru bermuatan politik yang sangat keras dengan balutan agama dan juga hinaan untuk Jokowi sebagai Presiden yang sah, dan tak cukup hanya hinaan saja tapi juga justifikasi dengan potongan ayat-ayat suci.
Beruntungnya adalah, Bahrun pernah mondok selama 5 tahun di Kaliwungu Kendal, sehingga untuk urusan ayat-ayat yang digunakan sebagai pembenaran dapat dia cerna dengan baik dan langsung ketahuan kalau itu cuma politisasi ayat saja.
Tapi sayangnya, ada ratusan pemuda yang tidak pernah ngaji dan ABG-ABG eksis yang bangga dengan jubah putih dan lantang menyuarakan perlawanan pada pemerintah dengan alasan “Jihad” dan mereka merasa dijalur yang benar sehingga tetap bertahan.
Bahrun mengatakan bahwa masih banyak teman-teman seangkatannya yang masih berbangga di laskar dan berjihad, padahal mereka hanya digunakan sebagai elemen kekuatan massa untuk legitimasi politis saja. Itulah kisah yang bisa saya dapatkan dari obrolan dengan sahabat Bahrun.
Sumber: Status Facebook Muhammad Naylu Wiqoyatillah
Comment