by

Lamun Siro Sekti Ojo Mateni

Misalnya, ungkapan “tepa selira”, “mulat sarira”, atau “mikul dhuwur mendhem jero”. Dalam ajaran hidup orang Jawa, filosofi yang ada dibalik kalimat tersebut bertujuan untuk instropeksi diri dan membangun kehidupan bersama yang rukun, damai dan sejahtera. Seperti ungkapan “Mikul dhuwur mendhem jero” meskipun dimaksudkan untuk selalu menghormat pada orang tua dan pemimpin, tapi juga tidak membutakan diri untuk menilai perbuatan orang tua dan pemimpin.

Orang tua dan pemimpin memiliki kewajiban untuk melakukan perbuatan yang baik dan mengaktualisasikan perilaku budi pekerti luhur. Namun orang tua dan pemimpin yang tidak memiliki budi luhur namanya bukan orang tua dan bukan pemimpin. Disinilah budaya kritik terhadap seorang pemimpin yang tidak amanah juga tertanam dalam falsafah budaya Jawa.

Secara sosiologis, ajaran dan pendidikan moral seperti itu hidup dalam memori kolektif masyarakat. Tidak hanya masyarakat Jawa, tapi juga masyarakat Indonesia lainnya. Di era sekarang ini, kearifan lokal seperti itu penting untuk ditanamkan dan diinternaliasikan kepada generasi muda melalui muatan lokal di sekolah-sekolah sebagai bentuk pendidikan budi pekerti, yang metode penyampaiannya perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Kekuasaan dan Kepemimpinan

Ungkapan yang disampaikan Presiden Jokowi tentang “Lamun sira sekti, ojo mateni” dipengaruhi oleh konteks kesadaran dan memori kolektif sebagai pemimpin yang dilahirkan dari “ibu kandung” budaya Jawa. Ungkapan yang diambil dari falsafah Jawa ini bukan berarti bahwa ia ingin bertindak seperti raja-raja Jawa dulu dengan kekuasaannya yang tak terbatas. Justru ungkapan itu mengingatkan kita bahwa kekuasaan itu terbatas, tidak absolut.

Politik sendiri memang terkait dengan budaya dan identitas. Setiap pimpinan politik akan membawa identitas masing-masing. Identitas yang tidak terkelola dengan baik, dan tidak ada struktur politik yang membatasi kekuasaannya, bisa mengakibatkan sistem politik yang terbentuk seperti zaman Orde Baru yang merefleksikan kekuasaan tradisional Jawa. Namun gerakan mahasiswa telah mereformasi sistem politik lama tersebut dengan sistem politik demokratis seperti sekarang ini.

Sementara menurut pakar politik Ben Anderson (1986:50), kekuasaan dan kepemimpinan adalah dua hal yang saling terkait. Kekuasaan itu akibat sekuler dari peristiwa politik sebagai hubungan antar manusia yang dibingkai secara moral lewat kebijakan seorang pimpinan. Maka dari sisi moral, kekuasaan itu tidak boleh semena-mena. Kekuasaan butuh kepemimpinan moral yang bisa memahami dan mendengar orang lain. Smentara kepemimpinan juga butuh moral yang dapat membimbing kekuasaannya.

Dalam perspektif ini, ungkapan “Lamun sira sekti, ojo mateni” sebenarnya juga adalah pesan moral Presiden Jokowi sebagai pemimpin yang memegang kekuasaan tertinggi di republik ini untuk senantiasa menjaga moralitas kekuasaannya agar tidak ia gunakan secara semena-mena. Inilah pondasi moral yang mendasari kepemimpinan Presiden Jokowi dalam memimpin negeri ini. Prinsip kepemimpinan yang ia ambil dari falsafah dan ajaran moral tentang kepemimpinan yang hidup dalam alam memori kolektif masyarakat Jawa.

Dalam konteks politik hari ini, ungkapan itu juga menunjukkan karakter kepemimpinan Presiden Jokowi sebagai solidarity maker, pemimpin yang berjiwa merangkul dan menyatukan. Meski terpilih kembali sebagai presiden, tapi tidak merendahkan yang dikalahkan. Kakarter kuat sebagai pemimpin solidarity maker juga ditunjukkan Presiden Jokowi dalam kebijakan pembangunannya dengan visi Indonesia-sentris—bukan Jawa-sentris lagi.

Transformasi pendekatan pembangunan ini, disatu sisi dapat dianggap sebagai revolusi untuk membenahi warisan praktek pembangunan yang selama ini menempatkan daerah sekedar bingkai dari kekuasaan yang sentralistik. Disisi lain, meski berlatar belakang Jawa, dengan pendekatan pembangunan Indonesia-sentris, Presiden Jokowi hendak menjawab fakta bahwa Indonesia bukanlah identik dengan Jawa. Jawa hanya sebagian dari pulau besar wilayah Indonesia.

Sumber : Status Facebook Eko Sulistyo

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed