by

Lagi, Meluruskan Isu Serbuan 10 Juta Pekerja Asal China

Ramai dibicarakan video serbuan pekerja asing asal China ke Indonesia, meskipun setelah saya amati, video yang berdar sudah lama namun ‘digoreng’ lagi. Wajar saja, sudah masuk musim politik jadi isu lama ‘digoreng’ lagi biar panas. Tujuannya jelas, yaitu untuk membodohi dan membuat masyarakat cemas.

Menurut data dari kementrian tenaga kerja, tahun 2018 ini ada 36.426 pekerja asal China di Indonesia. Ini bicara data, tapi jika masih ada yang percaya jumlahnya 10 jt ya saya maklumi, anggap saja itu akibat pengaruh novel fiksi dan halusinasi.

“Loh, itu kan yang tercatat, trus yang ilegal kan juga pasti ada,” nyinyiran mereka seperti biasanya.

iya, memang ada, tapi jumlahnya yang ilegal berapa? Sedangkan turis asal China saja pada tahun 2017 ada 1,9jt, Singapura 1,4jt, Malaysia dan Australia 1,1jt dan Jepang 493.502. Itu data menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Sekali lagi ini berdasarkan data asli, bukan berdasarkan kitab fiksi.

Jadi, kalaupun diasumsikan dan diakumulasi bahwa semua turis asal China menjadi pekerja ilegal di Indonesia, maka butuh waktu 6 tahun baru memenuhi angka 10jt. Jadi dari mana angka 10 jt yang mereka dapatkan? Ah, tapi sudahlah, biarpun fakta dan data telah bicara tapi aku yakin mereka akan tetap menyangkalnya.

Mereka menuding pemerintah telah abai karena tidak dapat menampung pekerja lokal dan lebih memilih menampung pekerja dari China. Lantas apakah pekerja Asing yang di Indonesia hanya dari China? Tidak!

Total TKA per Maret 2018, menurut kementrian tenaga kerja ada 126.000 dari beberapa negara seperti; China, Jepang, Amerka Serikat, Singapura dll. Memang TKA di Indonesia didominasi asal China, tapi bukan berarti Indonesia akan dijajah China.

Mereka berkerja di Indonesia, yang gaji mereka kita, kok bisa kita yang dijajah? Indonesia itu Bos bagi TKA, bukan dijajah. Sebagai pebandingan, Ada 2,7 jt WNI yang kerja di malaysia di berbagai sektor, mulai dari di perkebunan, maid, cleaning service, profesonal, construction dll. Jadi, apakah Malaysia dijajah Indonesia? Tidak! Mereka tetap BOSnya.

Ingat, angka 2,7 jt itu yang tercatat, trus yang ilegal berapa? Buanyak. Berapa? Ya tidak tahu, namanya juga tidak terdata, dan yang jelas mereka yang ilegal akan dipulangkan, tahun sebelumnya sudah ada 700an TKA ilegal asal China yang dideportasi. Dan penertiban TKA harus sering dilakukan oleh pihak Imigrasi dan penegak hukum.

Jadi, apa dengan banyaknya TKI di Malaysia berarti Malaysia tidak mau memperkerjakan tenaga kerja lokal? Tidak juga! Dan seperti; Amerika Serikat, Australia, Brunei, Taiwan, Tiongkok, Hongkong, Jepang, Arab Saudi, Qatar dan negara lainnya tempat tujuan TKI, apakah semua negara tersebut tidak mau menampung tenaga kerja lokal? Jelas tidak!

Rata-rata TKI di Malaysia gaji RM 80 (Rp 256.000/Hari) untuk sektor bangunan. Dan setiap tahun sekali, TKI dikenakan pajak dari Kerajaan untuk renew permit sekitar RM 2.800 (Rp 8.960.000/tahun). Selama ini biaya tersebut terus mengalami kenaikan. Bayangkan, jika ada 2,7jt TKI di Malaysia maka pertahun Kerajaan sudah dapat pemasukan 24 Triliun dari sektor pajak Tenaga kerja asing.

Catat! ini baru bicara putaran dana dari sektor pajak TKI. Dan di Malaysia, ada banyak TKA lainnya, seperti; Bangladesh, Myanmar, Filipin, Singapura dan lain2. Namun yang mendominasi adalah tenaga kerja asal Indonesia. Dan ingat, Warga Malaysia tidak pernah teriak dijajah oleh Indonesia meskipun ada jutaan TKI di sana.

Berbeda dengan penggemar kitab fiksi, Indonesia baru didatangi 36rb TKA asal China saja sudah teriak-teriak kayak orang kesurupan. Lucunya tiap dikasih tahu fakta berdasarkan data, mereka selalu tidak percaya. Mungkin karena sudah terlanjur percaya kitab fiksi yang menjadi pedomannya.

Trus bagaimana dengan janji Jokowi yang akan membuka 10jt lapangan pekerjaan?

Coba lihat pembangunan proyek Infrastruktur seperti; Bandara, Pelabuhan, Jalan tol, jalan trans Sumatera, trans Papua, waduk dan pembangkit Listrik, apakah semua itu tidak menyerap tenaga kerja lokal? Sudah banyak proyek pembangunan yang menyerap tenaga kerja, maka dari itu, proyek infrastruktur harus diperbanyak agar potensi ketersediaan lapangan semakin terbuka lebar.

Hal ini yang sering diabaikan sejak dulu. Kalaupun ada pembangunan, itu lebih banyak mangkraknya karena dana dikorupsi oleh kumpulan maling berdasi. Lihat saja, berapa banyak proyek mangkrak yang sudah dislesaikan direzim Jokowi. Lihat pakai mata dan hati.

Dari berbagai proyek yang tersebar di wilayah Indonesia saat ini, antara lain; di Kalimantan 24 proyek, Sulawesi 27 proyek, Maluku dan Papua 13 proyek, Sumatera 61 proyek dan wilayah lainnya, total sudah menyerap 7jt tenaga kerja. Memang belum 10jt, dan itu wajar karena memang baru 3 th lebih Jokowi memimpin selalu direcoki oleh para pembenci.

Banyaknya pembangunan tentu akan scara otomatis menyerap tenaga kerja dan dapat meningkatkan perkonomian, namun jika pembangunan infrastruktur minim, lantas Indonesia mau ciptakan lapangan kerja dari mana? Dari ngepet?

#Jokowi2Periode
#2109TetapJokowi

Sumber : facebook Yusuf Muhammad

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed