Kritik Dialek Arab Jokowi, Pendukung Prabowo Blunder

Oleh : Damar Wicaksono
Anda semua yang berada di kubu Prabowo atau mendukungnya seharusnya sadar, jangan menyentil atau menyerang adat, kebiasaan, dialek atau kebiasaan dari warga muslim Jawa (di Jateng-DIY-Jatim) yang menjadi bagian trbesar dari tradisi muslim di Indonesia. Akan menjadi blunder
Inget lah dulu pas pilpres 2014..
Fahri Hamzah bilang "sinting" untuk wacana Hari Santri dari Jokowi. Akibatnya adalah gelombang besar warga Jateng-Jatim yang semula massa mengambang, beralih mendukung Jokowi
Anda mengejek logat Jawa dalam bahasa Inggris Presiden Jokowi sama saja dengan mengejek sebagian besar warga Jateng-Jatim yang relatif sama logatnya dgn Presiden.. yah begitulah
Trbaru..
Dialek kosakata Arab khas Jawa milik Presiden dikritik keras. Akibatnya, gelombang protes dari warga muslim Jawa sungguh besar. Bahkan smua daerah di Indonesia punya logat dan dialek yang berbeda untuk kosakata Arab dalam khazanah Islam
Ingatlah kenapa Blangkon itu punya mondol atau jendolan di belakang dalam tradisi kerajaan Mataram Jogja
Filosofi blangkon itu menggambarkan masyarakat Jawa yang cenderung pandai menyimpan rahasia, tidak suka membuka aib orang lain atau diri sendiri karena ia akan serapat mungkin dan dalam bertutur kata dan bertingkah laku penuh dengan kiasan dan bahasa halus. Sehingga menjadikan mereka selalu berhati-hati tetapi bukan berarti berbasa-basi, akan tetapi sebagai bukti keluhuran budi pekerti orang Jawa.
Jadi.. kalo wong Jawa, khususon Mataraman, udah ngga suka, mereka ngga ngomong, langsung aja ngga dipilih di bilik suara
Mau bagaimanapun, Anda para oposisi Presiden Jokowi, membutuhkan suara masyarakat Jateng-DIY-Jatim
Sumber : facebook Damar Wicaksono