by

Kostum Pejabat

Dan…, krisis ekonomi pun datang silih berganti.

Tahun 2000an terjadi perubahan…, ketika era bisnis dotcom tumbang sebagai pemicu jatuhnya wallstreet.

Terjadi mega skandal ekonomi di jantung kapitalis…, dengan ambruknya Longterm Investmet Debt AS…, yang memaksa Robin Gobin mundur sebagai US Treasury…, dan dimergernya Giant Financial Institution…; Solomon dengan Smith Barney.

Kemudian runtuhnya ekonomi macan Asia…, . berlanjut pada super mega skandal tahun 2008…, dengan delistingnya Lehman Bros dan Madoft di Wallstreet.

Dunia terhentak…., karena peyelamat dari kekacauan itu bukan orang yang punya credit card unlimited…, jet pribadi…, rumah mewah…, dan baju bermerek…; tapi orang yang tidak memilki simbol itu semua.

Dia adalah Warren Buffet….

Setelah krisis Lehman tahun 2008…, dunia masuk di ambang krisis.

Para pemimpin baru lahir…, dengan spirit egaliter.

Orang bergaya karena kekayaannya malu diri atas tampilnya orang terkaya di dunia…, Steve Jobs dan Bill Gates yang humble.

Dan yang terjadi kemudian…, sikap egaliter itu mewarnai kehidupan sosial di mana mana.

Tahun 2013…, muncul Jokowi sebagai calon presiden yang egaliter…, dan menang dengan sikap humble nya…; mengalahkan Prabowo yang hidup bergaya glamour dan jet set.

Orang masuk istana tidak lagi harus mengenakan jas dan dasi….; para menteri mengenakan baju putih lengan panjang yang digulung setengah.

Di kartu nama tidak ada lagi titel berderet tersemat…, humble menjadi icon baru lahirnya masyarakat egaliter.

Apa itu Egaliter….?

Egaliter itu sifat dari paham Egalitarianisme…, berasal dari bahasa Prancis ‘égal’ yang berarti “sama”.

Artinya…: kecenderungan berpikir…, bahwa seseorang harus diperlakukan sama.

Jadi tidak bisa karena beda agama…, lantas seseorang merasa paling hebat dan yang lain redah…, atau sebaliknya.

Dalam hal politik juga sama…; tidak bisa karena perbedaan politik…, lantas yang menang merasa paling hebat.., dan yang kalah tidak qaulified.

Dalam hal ekonomi juga sama…, tidak bisa orang kaya merasa lebih hebat daripada orang miskin.

Dalam hal sosial juga begitu…, tidak bisa orang yang merasa pintar…, kaya…, dan berkuasa…; merasa secara sosial lebih hebat daripada orang kebanyakan.

Perbedaan manusia dalam dimensi agama…, politik…, ekonomi…, sosial…, dan budaya…; hanya pada attitude atau moral.

Manusia dinilai karena moralnya…, karena budinya…, karena attitude nya.

Jadi kalau ada orang yang bangga dengan pakaian agamanya…, merasa berbeda…, merasa lebih berhak masuk sorga…; itu jelas bukan sifat egaliter…, tetapi tak ubahnya dengan kaum hedonis…, yang merasa terhormat dengan kekayaannya.

Atau mungkin sama dengan profesor…, yang merasa berhak bilang orang lain dungu.

Semoga dapat dipahami….

Rahayu

Sumber : Status Facebook Buyung Kanaka Waluya

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed