by

Komunis Tak Identik dengan Atheis

Oleh: Eko Armunanto
 

Agama itu candu rakyat, kata Karl Marx. Menurut Marx, harapan terhadap kehidupan di surga yang dijanjikan agama itu membuat penganutnya terlena dalam doa, padahal itu harapan palsu. Akibatnya pecandu agama, istilah Marx, tidak tertarik pada kehidupan duniawi sehingga tidak produktif, malas bekerja. Marx memandang agama sebagai bentuk protes “alam bawah sadar” terhadap kemiskinan dan berbagai kesulitan hidup, protes yang dimanifestasikan dalam bentuk pelarian ke arah terbentuknya kepercayaan supranaturalistik.

Pertanyaannya, apakah itu berarti orang komunis atheis?
Vladimir Lenin menginterpretasi sedikit beda, menurutnya agama merupakan bentuk kemunduran mental. Pandangan itulah yang kemudian mendorongnya untuk menerapkan state atheism, yaitu bukan melarang orang beragama tetapi penyelenggaraan kehidupan bernegara tidak berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan. State atheism ini juga diberlakukan di Tiongkok. Karena tidak dilarang beragama maka lantas terbentuk berbagai kelompok komunis beragama (religious communist) yang kemudian justru berperan besar terhadap perkembangan komunisme itu sendiri secara global dalam konteks melawan kapitalisme.

Setiap religious communism menjalankan prinsip komunisme yaitu melepas hak milik pribadi atas harta benda secara sukarela sesuai kemampuan, dalam porsi minimal tertentu yang ditentukan oleh ajaran agama yang menjadi basisnya untuk kemudian didistribusikan sesuai kebutuhan; dalam Islam ini tidak lain adalah zakat. Ya, dengan demikian sesungguhnya pelaksanaan zakat dalam Islam itu juga melaksanakan prinsip komunisme .

Pandangan anda bahwa komunis itu tak berTuhan adalah keliru. Tidak semua komunis atheis, komunis tidak sama dengan tak berTuhan. Meskipun di masa lalunya sangat ditekan oleh state atheism, Gereja Ortodoks kini masih berdiri dan malah berfungsi politis lebih besar di Rusia ketimbang era Soviet. Kegiatan homoseksual kini dilarang di Rusia, ini bisa terjadi karena besarnya peran politik Gereja Ortodoks dan kuatnya masyarakat Rusia
memegang nilai anti gay atas perintah agamanya. Tiongkok masih dikenal sebagai pusat agama Budha, lebih ketimbang India tanah kelahirannya atau Thailand. Selain itu para Biksu di Tiongkok juga banyak menerapkan prinsip religious communism sebagaimana agama lain semisal Kristen, Hindu, dan Islam melalui sistem zakatnya.

Memang, bukan di Indonesia saja kata “komunis” berkonotasi “tak berTuhan”, atau bahkan kadang “anti Tuhan”, ini karena Karl Marx memang seorang atheis tulen, dan atheismenya itu dia gunakan sebagai salah satu dasar, selain anti kapitalisme, untuk menyusun ideologi yang disebut Marxism itu. Memang betul komunisme merupakan tatanan politik, sosial, ekonomi yang berbasis Marxism, tapi bukan komunisme saja yang berbasis Marxism, sosialisme juga. Bedanya secara prinsip adalah komunisme diterapkan dalam penyelenggaraan negara melalui state atheism, sedangkan sebaliknya sosialisme tidak “membuang” Tuhan. Dengan demikian sosialisme tidak lain adalah religious communism yang diterapkan pada tingkat penyelenggaraan negara, bukan kelompok atau komunitas keagaaman seperti yang ada di Rusia dan Tiongkok tersebut di atas yang bergerak di bawah tekanan state atheism.

Polemik G 30S PKI selalu bergulir dalam nuansa propaganda “komunis tak berTuhan, maka pastilah biadab”, itu keliru. Perbuatan amoral, tercela, biadab, bisa dilakukan siapa saja, tak terkecuali orang beragama. Mari kita luruskan dengan bersama-sama melapangkan dada dan membuka pikiran. Menolak state atheism jangan atas pijakan pemahaman yang keliru terhadap komunisme.

(Sumber: Indonesiana)

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed