by

Kisah Seorang Babu Keren dan Buruh Kapal

Saat itu saya menjadi “kuli” di sebuah kampus di Singapura. Wajah-wajah ceria riang gembira terlihat dengan jelas pada para penumpang yang mayoritas kaum perempuan itu. Sejak di bandara Changi, saya perhatikan mereka ngobrol dengan asyiknya dengan muka yang berbinar-binar. Sebagian besar menggunakan bahasa campuran: Bahasa Indonesia, Jawa, Melayu, dan Inggris “dialek Singapura”.

Dua orang perempuan yang duduk di sampingku itu juga sama. Bicara dengan bahasa campuran: Bahasa Indonesia/Melayu dan Inggris. Karena tertarik dengan obrolan mereka, saya pun ikut nimbrung. “Maaf, mbak di Singapura kerja atau hanya jalan-jalan liburan saja?”, tanyaku mengawali pembicaraan.

“Ya kerjalah, orang Indo [Indonesia] tuh kalau di Singapore rata-rata kerjalah mereka,” jawabnya.

“Maaf, kalau boleh tahu, mbak kerja apa di Singapura?” tanyaku lagi penasaran.

Dengan cepat ia menjawab: “Helper lah. Kerjaan apalagi macem kita nih, semua kerja jadi helper lah disini. Kita tak usah malu mengakui. Ini kerjaan halal. Yang mesti malu tuh koruptor yang mencuri uang rakyat. Bener kan?”.

Saya manggut-manggut saja mendengarkan ceramah singkatnya, sambil menerka-nerka makna kata “helper” tadi. Saya pun bertanya lagi: “Maaf, mbak betah dan kerasan tinggal di Singapura?”

“Betah sekali, majikan I [saya] tuh baek sekali mas. Dia bule dari Meksiko sering ngasih libur ke I dan tidak pelit. I sudah kerja hampir 15 tahun di Singapore. Sekarang I sudah punya rumah sendiri di kampung. I juga sudah buatkan rumah untuk ibu. I juga beli sawah di kampung. Anak-anak juga I sekolahkan. I sekarang sedang ngumpulin uang untuk usaha sendiri nanti di Indo kalau sudah tidak di Singapore lagi,” jelasnya.

Tiba-tiba ia bertanya kepadaku: “Kalau mas sudah lama di Singapore?”

Saya jawab: “Saya baru mbak, baru tiga Mingguan di Singapura.”

Ia bertanya lagi: “Sudah tahu tempat ngumpul kalau weekend untuk orang-orang Indo di Singapure belum”?

“Belum mbak,” jawabku singkat.

Sejurus kemudian ia pun memberi nasihat: “Kalau kami-kami nih para helper, kalau weekend, ngumpulnya di jalan dekat Orchard. Yang laki-laki yang kerja di kapal atau pelabuhan macam mas nih, tempat ngumpulnya juga tidak jauh dari Orchard. Mas datenglah kalau weekend heppiii ketemu teman-teman…”

 

(Sumber: Status Facebook Sumanto AQ)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed