by

Khilafah Monarkhi Absolut

Khilafah bukan persoalan suka atau tidak suka, bukan pro atau anti, tapi ini persoalan empiris bahwa berbagai petikan kejayaan Islam yang selalu disodorkan kepada kita untuk “memperindahnya”, adalah bagian dari peradaban Islam yang memang sedang bergairah luar biasa. Banyak ilmuwan Islam justru berasal dari kalangan Syi’ah yang tersingkir secara politik, lalu lebih berkonsentrasi dalam keilmuan. Sebut saja Al Khawarizmi, Ibnu Sina dan Al Kindi. Artinya, politik kekuasaan kala itu, bukanlah faktor utama yang menjayakan Islam secara intelektual, tapi justru adanya disparitas dan segregasi tafsir.

Silakan umat Islam hidup bersyariah, tapi tidak harus memaksakan kepada orang lain yang berbeda pemahaman. Kita hidup dalam negara yang majemuk, seperti halnya Madinah di era Kanjeng Nabi.
____

Bahaya sentimen agama, sejarah menunjukkan kekuasaan agama yg kemudian meminta memilih warganya jadi muslim atau bayar jizyah tidak kekal hanya meninggalkan dendam. Mereka yg muslim dg paksaan seperti akhirnya balik lagi ke agama mereka tak meninggalkan sisa. Eropa zaman Bani Umayah adalah buktinya.

Sejarah masa lalu yg kelam dalam beragama BUKAN UNTUK DIULANG, DIBANGKITKAN, DITERAPKAN, tapi wajib dihindari. Udah terbukti pola dakwah para wali songo di Indonesia, dakwah damai dengan pendekatan persuasif melalui budaya dan menciptakan budaya baik….itu yg terbukti. Itu yg sampai saat ini dipegang para Nahdiyin.

Sumber : Status Facebook Yanti Herlanti Tjahja

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed