by

Khilafah Dalam Al Qur’an

Tidak ada yang salah dengan semua pernyataan di atas. Benar sekali bahwa kata khalifah itu terdapat di dalam Al-Quran, bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali.

Malah bukan hanya tiga ayat di atas, masih ada lagi bentukan dari khalifah, misalnya kata khulafa’ (خلفاء), yang artinya para khalifah. Buka saja surat berikut :
– Al-A’raf ayat 69 (وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ) dan ayat 73 (وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ ).

– Lalu buka juga Surat An-Naml ayat 62 (أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ).

Sampai disini saya yakin sekali tidak ada seorang pun yang menolak atau mengingkari keberadaan kata khalifah atau khualfa’ di dalam Al-Quran.

Tetapi . . .

PERTAMA

Ketika Al-Quran menyebut kata khalifah di tiga ayat pertama, dan kata khulafa’ di 3 ayat berikutnya, apakah maksudnya merupakan perintah untuk mendirikan negara dengan nama resmi ‘KHILAFAH’ sepeninggal Rasulullah SAW?

Apakah tiga ayat itu merupakan pertintah kepada para shahabat untuk mengangkat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali sebagai khalifah?

Jujur saja, jawabnya ternyata tidak. Ayat-ayat di atas sama sekali bukan ayat yang mengandung perintah apapun. Bukan perintah untuk mendirikan negara, dan bukan pula perintah kepada 4 orang shahabat untuk jadi khalifahnya.

Kita tidak mengingkari kenyataan bahwa keempat shahabat itu merupakan khalifah atau khulafaurr-rasyidun. Tapi landasannya sama sekali bukan ayat-ayat Al-Quran di atas. Landasannya pakai dalil yang lain.

KEDUA

Apakah tiga ayat plus tiga ayat lagi merupakan perintah kepada keluarga Bani Umayah untuk mendirikan negara dengan nama resmi KHILAFAH BANI UMAYAH yang pusat pemerintahannya di Damaskus Suriah?

Jawabnya lagi-lagi tidak. Tidak ada hubungannya antara ayat-ayat di atas dengan pendirian khilafah Bani Umayah. Kita tidak memungkiri keberadaan Khilafah Bani Umayah dalam sejarah. Namun landasan pendiriannya sama sekali tidak ada kaitannya dengan ayat-ayat yang sedang kita bicarakan di atas.

KETIGA

Apakah ayat-ayat tentang khilfah di atas merupakan perintah kepada anak keturunan Bani Abasiyah untuk mendirikan negara Islam yang pusat pemerintahannya di Baghdad dengan nama resmi KHILAFAH BANI ABASIYAH?

Jujur saja, jawabannya tidak ada kaitannya. Ayat-ayat di atas tidak ada hubungannya dengan Bani Abasiyah yang berakhir tahun 1258 M di tangan tentara Mongol.

KEEMPAT

Apakah ayat-ayat di atas merupakan perintah kepada Bani Utsmaniyah untuk mendirikan negara dengan nama resmi KHILFAH BANI UTSMANIYAH? Dengan ibu kota di Konstantinopel yang kemudian namanya diubah menjadi Istanbul?

Lagi-lagi kita jujur saja bahwa tidak ada satu pun kitab tafsir baik corak bil ma’tsur atau pun bir-ra’yi yang mengaitkan ayat-ayat di atas dengan perintah untuk mendirikan kilafah Turki Utsmani.

So, kalau berdirinya keempat khilafah islamiyah sepanjang sejarah itu tidak ada kaitannya dengan ayat-ayat di atas, bagaimana mungkin hari ini mau dihubung-hubungkan dengan khilafah lagi yang masih di alam imaginer itu?

Kesimpulan :

Sepanjang sejarah, ayat-ayat Al-Quran tidak pernah sepi dari klaim begitu banyak kalangan yang punya ‘kepentingan’. Ayat-ayat itu lantas dikait-kaitkan, dihubung-hubungkan, atau bahasa kasarnya, diplintir sedemikian rupa, biar seolah-olah bisa dijadikan tameng atau argumen yang bisa membenarkan kemauannya.

Korbannya yang paling depan adalah kalangan awam, yang tidak paham Al-Quran, dan tidak mengerti asbabun nuzul, munasabah, siyaq, serta ‘urf kebahasaan pada saat Al-Quran diturunkan.

Pokoknya kalau sudah mengutip ayat Al-Quran, maka seolah dia bisa melakukan apa saja tanpa dosa.

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat, Lc.,MA

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed