by

Ketika Para Ahli Surga Dianggap Sesat

 

Khalifah Utsman bin Affan, sang Dzunnurain, pemilik dua cahaya, sang pengumpul mushaf Al-Qur’an pertama, yang bahkan para Malaikat malu kepada beliau, syahid (salah satunya) oleh Amr bin Hamiq, akibat fitnah massif jahat yang disebar Abdullah bin Saba’, dalam keadaan berpuasa, di bulan Haji, dan saat sedang membaca Al-Qur’an.

Apakah efek fitnah itu kecil? Tidak!

Lihatlah, akibat fitnah, jenazah Khalifah Utsman bin Affan yang akan dishalatkan di Masjid Nabawi, ditolak beramai-ramai oleh sebagian muslim saat itu, dilarang dishalatkan di Masjid Nabawi, dengan alasan Khalifah Usman adalah orang yang munafik dan banyak dosa. Akhirnya, jenazah Khalifah Utsman hanya dishalatkan di rumah.

Masih kurang? Jenazah Khalifah Utsman baru bisa dikuburkan tiga hari setelah wafatnya beliau, di pemakaman Yahudi, karena gelombang penolakan dari sebagian umat Islam yang termakan fitnah, yang melarang jenazah Khalifah Utsman dimakamkan di pemakaman Islam di Madinah.

Masih kurang tragis? Saking bencinya gerombolan umat yang otaknya somplak itu, bahkan jenazah Khalifah Utsman sempat dipukuli. Ironis bukan? Kita bisa menyimak kisah itu di beberapa Sirah Nabawiyah, Khulafaur Rasyidin, dan para Sahabat Nabi.

Terakhir, yang paling terkenal, adalah Abdurrahman bin Muljam, sang pembunuh Khalifah Ali bin Abi Tholib, Sang Gerbang Ilmu, Karamallahu Wajhah.

Dikira Abdurrahman bin Muljam itu orang awam/kafir? Salah. Abdurrahman bin Muljam adalah seorang ahli ibadah, ahli shalat, rajin berpuasa, dan penghafal Al-Qur’an.

Tapi, ternyata gelar ahli ibadah itu pun belum cukup, karena jika tanpa dibekali ilmu dan akhlaq yang cukup, maka hidupnya akan musnah dimakan fitnah dan kebencian, dan Abdurrahman bin Muljam adalah salah satu contoh yang nyata.

Ingat selalu satu hal: Abdurrahman bin Muljam dan gerombolannya menganggap bahwa pembunuhan terhadap Khalifah Ali adalah sebuah ibadah, jihad, taqarrub kepada Allah, mendapat 72 bidadari di surga. Dia sama sekali tidak menyesal, dan bahkan amat sangat bangga.

Sekali lagi, sejarah mencatat, bahwa setelah Khalifah Ali bin Abi Tholib terbunuh saat shalat Shubuh, beliau kemudian disholatkan, dan dimakamkan secara sembunyi-sembunyi, yang bahkan hingga kini masih terdapat perbedaan pendapat, di mana sesungguhnya makam Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Kenapa proses pemakaman Khalifah Ali bin Thalib seperti menjadi rahasia? Karena dikhawatirkan, kaum otak somplak itu akan membongkar makam Khalifah Ali, dan melakukan tindakan keji lain terhadap jenazah beliau.

Nothing new under the sun, and the history will repeat itself. Tidak ada yang baru dibumi ini, karena sejarah biasanya akan berulang. 
Sudah cukup kejadian tragedi tragis terhadap 3 khalifah Khulafaur Rasyidin, jangan sampai terulang.

Dituduh kafir atau munafik? Jangan sedih, bahkan Khalifah Usman, Khalifah Ali, dan beberapa Sahabat yang telah dijamin masuk surga pun mendapatkan cap yang sama. Apalagi kita yang bukan siapa-siapa, yang bahkan berlumur dosa. Lalu untuk apa kita sedih atau marah kalau dituduh kafir atau munafik? Berdoa saja, siapa tau itu bisa mengurangi dosa kita yang memang sudah amat sangat banyak.

Kata Rasulullah: “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan Akhlaq yang mulia”.
Ibadah itu wajib, tapi jangan lupa untuk menghiasi ibadah tadi dengan akhlaq dan ilmu, supaya tidak menjadi Abdurrahman bin Muljam versi baru. Atsar sujud itu bukan semata jidat yang berwarna hitam, tapi apa yang membekas di dalam hati, yang mewujud dalam akhlak.

Ucapkan Shalawat, dan bacakan Al Fatihah untuk para Khalifah Khulafaur Rosyidin.
Semoga kita semua selamat dari fitnah dunia, fitnah dajjal dan fitnah akhir jaman.
ya muqollibal quluub. Wahai dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati kami berjalan diatas agama-Mu dan ketaatan kepada-Mu. Aamiin…

Lahumul Faatihah…

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed