by

Ketika Pak Timbul Bertemu Lagi dengan Keluarga Ricky Yacob (Sisi Humanis Sang Legenda Olahraga Indonesia)

Oleh: Niken Satyawati
 

Beberapa waktu lalu saya dan kawan saya berkeliling Kota Solo membagikan sarapan untuk para pengayuh becak–aktivitas yang memang secara berkala saya lakukan bersama teman-teman. Di tengah misi untuk menunaikan amanah dari para donatur itu, kami bertemu tukang becak bernama Pak Sugiarto alias Pak Timbul. Waktu itu beliau tengah mengajak anaknya Risma (gadis 38 th yang tidak normal secara fisik) berkeliling dengan becaknya. Mereka pun kebagian nasi boks yang kami bawa.
Pak Timbul sempat cerita bahwa becak yang sering dipakai buat menyenangkan hati anaknya itu adalah pemberian Ricky Yacob (disebut juga Ricky Yacobi), pemain timnas sepakbola tahun 1990-an yang juga bermain di Klub Arseto Solo. Becak itu dulu digunakan untuk mengantar Arsyi dan Sandi, kedua putri Ricky, ke sekolah.  
Kawan saya, Awhan, membuat status tentang itu dengan menandai mbak Harly Ramayani, istri Bung Ricky, yang kini berdomisili di Jakarta. Rupanya kawan saya itu memang sudah terhubung dengan Mbak Harly di Facebook. Saya sendiri baru terhubung dengan mbak Harly setelah beberapa pekan kemudian. Tapi saya sempat menuliskan kisah Pak Timbul di Kompasiana.  
Saat mengetahui postingan itu, mbak Harly menyatakan sangat senang dan berkeinginan pergi ke Solo untuk bertemu Pak Timbul. Dia mengungkapkan, itu menjadi hadiah berkesan saat dirinya yang sedang merayakan  hari ulang tahun. Sayangnya  mantan atlet loncat indah nasional yang kini menjadi pelatih tersebut harus pergi ke China melatih anak-anak didiknya di sana selama dua bulan.  Dan ternyata apa yang dinyatakannya bukan sekadar lips service
Sabtu (9/10/2016) pagi saya mendapat surprise karena tiba-tiba melalui pesan di Messenger, mbak Harly mengabari sudah dalam perjalanan ke Solo bersama Arsyi dan dua rekannya. Misinya hanya satu yaitu bertemu Pak Timbul dan anaknya. Saya pun diajak serta menemui sosok masa lalu yang dianggap berjasa pada keluarganya itu.  
Singkat cerita, pada Sabtu siang kami sudah berada di rumah kecil yang untuk mencapainya harus melewati lorong/ gang sempit di daerah Cemani. Di tengah hujan deras, kurang lebih selama satu jam mbak Harly mengajak putri sulungnya  Arsyi bernostalgia dengan Pak Timbul. Pak Timbul dulu tiap hari mengantar ke TK di daerah Mangkunegaran dan kemudian di  SD 15 Mangkubumen–sekolah Arsyi. Hampir 20 tahun mereka terpisah sejak kepindahan keluarga Ricky Yacob ke Jakarta.
By the way, Ricky Yacob dan Harly Ramayani mendidik kedua buah hatinya dengan baik. Arsyi dan adiknya sama-sama atlet perenang indah nasional. Tahun ini bisa jadi kiprah terakhir Arsy sebagai atlet, untuk  beralih menjadi pelatih. Sedangkan kini Sandi berada di Srilanka menjadi pelatih di negara itu.  Arsyi sempat bingung karena dia banyak tidak ingat kejadian-kejadian di masa kecilnya.
Mbak Harly masih mengingat saat-saat Arsyi dan Sandi naik becak Pak Timbul. Di tengah jalan, mereka suka menunjuk rumah-rumah besar dan menyebut bangunan itu sebagai “rumah Arsyi” dan “rumah Sandi”. Pak Timbul sendiri menunjukkan album foto-foto lama yang disimpannya. Sayang suami mbak Harly, Bung Ricky Yacob tidak bisa ikut karena sekolah sepakbola yang dikelolanya sedang ada event. Demikianlah kekuatan media sosial. Postingan berupa tulisan dan status di media sosial kadang membantu mempertemukan kembali penggunanya dengan sosok-sosok di masa lalu. Sebelum pamit, mbak Harly berbagi rezeki khusus untuk Pak Timbul dan anaknya, Risma. Saya hanya menonton dengan perasaan campur aduk. Yang jelas saya sangat terharu.  
Beberapa bulan bergaul dengan beliau di media sosial, Mbak Harly dan keluarganya di mata saya adalah sosok-sosok yang hebat. Mereka warga negara yang berkali-kali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Tak hanya itu, mereka juga manusia-manusia hebat yang tak terpaku pada kesuksesan yang dicapai hari ini. Lebih dari itu mereka selalu ingat siapa mereka di masa lalu.  
Media sosial telah mempertemukan Pak Timbul dengan keluarga Ricky Yacob. Media sosial juga telah mempertemukan saya dengan orang-orang baik, sosok-sosok yang tak terduga. Satu di antaranya Mbak Harly dan keluarganya.
 
 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed