by

Ketika Fotografer Presiden Bikin Jonru ‘Kejang-Kejang’

 

Oleh: Niken Satyawati

Legenda fotografi dunia, Robert Capa, pernah berujar, “If your picture is not good enough, you are not close enough”

Prinsip itulah yang dipegang fotografer Agus Suparto. Nama fotografer ini jadi makin terkenal saat foto karyanya yang menggambarkan Presiden Jokowi lagi di Raja Ampat tepat Subuh tanggal 1 Januari 2016 dengan latar belakang matahari terbit diunggah di media sosial menjadi viral. Foto yang spektakuler dengan sudut pandang yang pas, pencahayaan yang pas, momentum yang pas, lokasi yang pas, outfit yang pas, memperlihatkan sosok presiden yang apa adanya dengan balutan sarung dan bertelanjang kaki. Sungguh karya fotografi yang benar-benar indah dan menghebohkan.

Saya beruntung berkenalan dengan dengan sosok Agus Suparto, awal tahun lalu, di sebuah acara yang diadakan salah satu keluarga Presiden Jokowi di Solo. Fotografer hebat lulusan Antropologi Universitas Gadjah Mada ini kembali saya temui saat saya diundang ke Istana Negara. Dan tanpa dinyana, Senin (28/12/2015) lalu, saya bertemu lagi dengan Mas Agus di Stasiun Balapan Solo. 

Waktu itu saya lagi mengantar keponakan yang habis liburan di Solo, kembali ke perantauan di Jakarta dengan naik Kereta Api. Ternyata Mas Agus naik kereta yang sama. Sebelum kereta berangkat kami sempat berbincang. “Saya harus segera kembali ke Jakarta karena mau ke Papua,” ujar dia waktu itu. 

Singkat cerita, Agus Suparti benar-benar mendampingi Presiden di Papua, dan menghasilkan foto-foto indah yang menghebohkan dan sisebarluaskan banyak orang. Lebih heboh lagi ketika orang yang dikenal sebagai penyebar kebencian nomor satu terhadap Presiden Jokowi, Jonru Ginting, membuat postingan yang meragukan bahwa hasil karya itu asli. Dalam postingannya di Fanspage Facebook, Jonru main aman dengan seolah-olah meminta pendapat kepada ratusan ribu penggemarnya; apakah foto Presiden Jokowi itu asli atau editan. Namun sangat jelas Jonru sedang menginsinuasi mereka, menggiring opini orang-orang culun bahwa foto itu adalah rekayasa photoshop dan sekaligus menyebarkan fitnah baru.

Ujung-ujungnya dia minta maaf (setengah hati, dengan menegaskan foto itu tidak direkayasa melainkan ‘didesain’) ketika sejumlah netizen alias masyarakat jagat maya mempersembahkan bukti bahwa foto itu asli, dengan menampilkan sejumlah foto dengan angle lain dalam momentum yang sama. Ya gitu deh orang kurang piknik. Menyimpulkan dengan hanya berdasarkan satu foto. Padahal, ada sejumlah foto lainnya. Jonru memang sudah menghapus postingan bernada fitnah itu. Namun banyak di antara ratusan ribu penggemarnya telanjur menyebarkan postingan dan tak terhitung berapa yang sudah dijangkau dan ikut tergiring opininya serta menuduh foto itu hasil rekayasa. Dan siapa yang menjamin mereka semua menghapus postingan seperti yang Jonru lakukan serta sudah kembali lurus pikirannya dari prasangka dan opini yang salah?

Yah, bukan kali ini saja Jonru ‘kejang-kejang’. Main lempar fitnah, lalu buru-buru minta maaf. Ini sudah kali kesekian. Mungkin baginya urusan selesai ketika dia sudah minta maaf. Enak banget ya? Kalau sebuah kasus selesai dengan minta maaf, apa gunanya polisi dan aparat penegak hukum lainnya di negeri ini? Dan dijamin, Jonru  akan makin kejang kalau karena kasus ini Mas Agus melaporkannya.

Bagaimana pula tanggapan seorang Agus Suparto soal hasil karyanya yang ‘dibegitukan’ oleh Jonru? Soal bahwa Jonru memang sudah tak menuding foto itu rekayasa namun bersikeras fotonya menggunakan peran desainer untuk membuatnya tampak lebih indah, Mas Agus menyatakan di facebooknya, “Siapa bilang yang edit foto saya pake desainer segala? Itu punya saya pribadi sebagai fotografernya dengan laptop saya pribadi dan saya juga yang kemudian unggah foto kurang dari dari 15 menit seusai pemotretan. Mumpung masih ada jaringan internet di lokasi pemotretan di Raja Ampat. 
Jonru jelas ngarang cerita.”

Yah, bagi seorang Agus Suparto, apa yang dilakukan Jonru sudah melecehkan dan mengganggu integritas dia sebagai fotografer. Oleh karena itu, dia berniat melaporkan Jonru sesuai undang-undang yang berlaku. Saya ikut mendukung deh semoga Jonru benar-benar dilaporkan dalam kasus ini.

Well, beberapa orang sempat penasaran bagaimana Agus bisa menghasilkan foto-foto nan indah. Apa dia menggunakan kamera dan lensa yang mahal dan super canggih?

“Jenis kamera dan lensa biasa aja kok. Kamera dan lensa model jadul banget. Semua tergantung the man behind the camera,” tandasnya.

Oke, Mas Agus. Saya percaya.

 

Sumber: beritaintrik.com

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed