by

Ketika Ali Imron Tobat

Oleh : Ronny Leung

Menjadi seorang teroris, membuat Ali Imron divonis penjara seumur hidup. Ia pun menyesal lantaran slogan jihad yang digaungkan oleh rekan-rekannya pelaku bom Bali merupakan tindakan yang justru merenggut puluhan korban tak berdosa. “Adanya aksi terorisme yang akhirnya membawa saya ke penjara seumur hidup. Dalam kesempatan ini, saya pelaku bom Bali, untuk kesekian kalinya memohon maaf terhadap korban, keluarga korban” sesal Ali di masjid Al Fattah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Selasa (28/6/2016).

Di hadapan para jamaah, Ali lalu mengenang saudaranya Amrozi yang sama-sama terlibat dalam sekian aksi teror di tahun 2000-2002. Sementara kemampuan membuat bom, ia pelajari selama lima tahun berada di Afghanistan dan berguru ke kelompok Osama bin Laden. “Saya mengampanyekan diri sejak Amrozi ketangkap, saya bertekad akan saya hentikan aksi terorisme di Indonesia. Semua aksi saya terlibat, akhirnya bom bali. 1996 datang dari Afghanistan, pertama kali yang saya cari toko kimia, senjata, amunisi. Saya bertanggung jawab paling besar tentang kejadian di Indonesia,” kenangnya.

Namun, sebelum mengampanyekan anti terorisme, pria asal Lamongan, Jawa Timur itu meminta agar publik mengerti dan mengenali teroris. Dalam insiden yang terjadi di Mapolres Cirebon, Jawa Barat misalnya. Kala itu, pelaku bahkan meledakkan masjid pada hari Jumat dan ditengah jamaah yang menunaikan salat “Semua sepakat, ayo kita hentikan terorisme, cegah, tanggulangi, tapi ketika tidak tau apa teroris gimana? Ada tersangka yang ditangkap, tetangganya marah. Karena tidak percaya kalau teroris, ini karena masyarakat tidak tau apa itu terorisme,” keluhnya.

Ali Imron lalu menyesalkan bahwa mindset masyarakat masih menganggap bahwa teroris ialah seseorang yang memanggul senjata. Selanjutnya, ia merunut bahwa kelompok teror ialah penerus NII dan dirinya merupakan generasi keempat. “Yang dibayangkan film 1980an, pakai senjata. Ini ketika masyarakat tidak tau. Tidak bisa diajak menanggulangi. Terorisme adalah penerus NII, saya generasi ke-IV, baiat ke Abdulah Sungkar,” sambungnya.

Saat ini, Ali Imron mengaku telah menyadari bahwa jihad yang dipahami oleh kelompok teroris sangat jauh dari prinsip jihad. “Meskipun aksi yang pernah kita lakukan niat jihad, saya menyadari itu tidak sesuai dengan prinsip Jihad,” tandasnya.

Sumber : Status Facebook Ronny Leung

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed