by

Kericuhan Relijius

Ada juga yang menggunakan definisi/batasan yang lumayan lengkap, tapi cuma sepihak. Misalnya soal bid’ah lagi.
Bagi salafi, umumnya bid’ah itu juga mencakup i’tiqad dan adat dengan mengambil kaidah:

“I’tiqad-itiqad yang tidak ada dalam Qur’an dan sunnah, serta tidak didapatkan dari sahabat dan tabiin adalah bid’ah (dari Majmu’ Fatawa)

“Setiap taqarrub kepada Allah dengan adat kebiasaan atau muammalat dari sisi yang tidak dianggap oleh syar’i, maka itu adalah bid’ah (dari al i’tisham)

“Menyerupai orang-orang kafir dalam hal yang mereka ada-adakan yang bukan bagian dari agama mereka, baik berupa ibadah, adat atau keduanya adalah bid’ah (dari al-amru bi al-ittiba’)

Lha dari sini lalu menuding ilmu-ilmu “baru” seperti kalam dan bahkan sains seperti penggunaan hisab untuk penentuan awal bulan adalah bid’ah. Apalagi produk-produk modernitas… jelas dimasukkan dalam kaidah-kaidah tersebut. Berkemajuan adalah bid’ah!

Itulah kenapa orang yang belajar agama hanya mengandalkan obrolan media sosial bisa kacau, karena di media sosial, dialog relijius semacam tadi banyak. Kalau si pembelajar larut dengan kekacauan seperti itu, kita bisa perkirakan hasilnya.

Mari belajar terus dengan cara yang baik.

Sumber : Status Facebook Alim

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed