by

Kepongahan Anies Baswedan dan Sepenggal Kisah Mantan Menteri

Kehadiran Anies Baswedan dalam aksi kami beberapa waktu lalu masih menyisakan tanya. Sebagian orang berpendapat bahwa itu sebuah kebetulan. Tapi, saya pribadi berpendapat lain. Kehadirannya sudah direncanakan, dengan tujuan yang jelas; merecoki aksi protes kami.

Jika bertujuan untuk menjelaskan atau bahkan menyangkal apa yang menjadi dugaan kami, Anies tentu akan berbicara di hadapan kami, serta berargumen secara gamblang. Justru itu akan lebih mulia dan bermartabat. Bukan secara khusus mendatangi aksi, dengan tujuan merecoki.

Di titik ini, saya jadi meragukan integritas Anies dalam menjaga komitmennya untuk melawan korupsi, apalagi untuk menjaga keberagaman. Kemunculan nama adik Anies Baswedan dalam proyek VSAT  (Very Small Aperture Terminal), yaitu proyek komunikasi jarak jauh berbasis satelit, menjadi salah satu titik cela yang menggoyangkan citra positif Anies sebagai pejabat antikorupsi.

Sementara soal perjuangannya menenun benang-benang perbedaan dalam harmoni Indonesia, saya melihat Anies sudah jauh dari sosok “Muslim Pluralis” yang menyebarkan kedamaian. Ketika pendukungnya di bawah terang benderang matahari membakar isu agama dengan semangat takfiri di masjid-masjid, di mana Anies? Antara pura-pura lugu atau berlagak gagu.

Dalam banyak kesempatan, Anies dengan tegas membedakan “warga negara” dari “penganut agama”. Warga negara, terlepas dari identitas agama, ras, dan sukunya, memiliki porsi dan posisi yang setara di hadapan negara. Itu berarti Anies secara sadar menegaskan bahwa dirinya yang kebetulan terlahir sebagai keturunan Arab tidak ada perbedaannya sama sekali di mata negara dan hak konstitusi dengan mereka yang keturunan Tionghoa.

Tapi sekarang, ia malah secara sadar membaurkan keduanya, sengaja menari dalam tabuhan genderang perang preman berjubah. Pertemuan Anies Baswedan dan Rizieq Shihab menjadi momen yang merangkum semuanya. Memang, tidak ada yang bisa melarang Anies bertemu siapa pun, dengan tujuan apa pun. Tetapi, kita tidak bisa mencerabut pertemuan itu dari konteks waktu dan peristiwa dalam realita.

Anies sedang khusyuk mencalonkan diri di Pilkada Jakarta. Rizieq sedang asyik memperjuangkan pemidanaan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, calon gubernur yang menjadi lawan Anies. Tidak ada yang terlalu bodoh untuk melihat betapa narasi yang diusung Rizieq cs jelas berseberangan dengan nilai-nilai persatuan dalam perbedaan yang dulu digembar-gemborkan Anies. Apa yang dipikirkan, diucapkan, dan diamalkan Anies dan Rizieq jelas bertolak satu dengan yang lain. Ternyata, alam berkehendak lain. Akhirnya, mereka bisa bersatu dalam birahi kekuasaan.

Saya mencatat ada kepongahan intelektual Anies terkait narasinya tentang Partai Arab Indonesia (PAI). Dalam satu pertemuan dengan Rizieq, Anies menyatakan bahwa PAI adalah satu-satunya partai yang mendeklarasikan nama Indonesia. Anies mengutarakan itu di hadapan peserta ceramah, yakni Rizieq Shihab Fans Club alias FPI dan kroni-kroninya.

Dalam penjelasannya, Anies dengan bangga menyampaikan sebuah keterangan sejarah palsu. “Pada tahun 1934, PAI adalah organisasi politik pertama yang mengikrarkan nama Indonesia,” katanya. Tentu saja uraian ini hanya bisa diucapkan oleh negarawan gadungan dan dipercaya oleh mereka yang buta sejarah. Jauh sebelum itu, tepatnya tahun 1928, ada peristiwa besar Sumpah Pemuda. Di situ nama Indonesia sudah diproklamirkan, sebagai sebuah bangsa yang patut diperjuangkan kemerdekaannya.

Di sini, tampak nyata bahwa Anies sudah betul-betul jauh dari sosok berintegritas. Tidak ada lagi yang bisa diselamatkan dari seorang Anies. Ia sudah tenggelam dalam nafsu berkuasa. Lihatlah Anies mengoyak sendiri tenunannya, menggadaikan ilmunya, menjual komitmennya melawan korupsi, menukar semuanya dengan amarah, kebencian, perpecahan, dan pembodohan dengan informasi palsu.

Pak Anies, semoga masih ada umur yang cukup untuk menebus kehancuran yang Anda timpakan pada rakyat demi kepentingan politik pribadi dan rekan sepersyahwatan Anda! **

Sumber : geotimes

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed