by

Kenapa Kelompok Islam Politik Masih Dukung Keluarga Soeharto?

Pada periode awal kekuasaannya Soeharto memang anti-Islam, lebih tepatnya anti-Islam politik. Sebagai seorang Jawa sekuler dia berharap agama, khusunya Islam, tidak perlu ikut campur dalam politik. Baginya, agama cukup dipraktikkan dalam ibadah sebagai keyakinan personal.

Akan tetapi, Soeharto kemudian berubah. Pada akhir 1980-an dia mulai berpikir untuk lebih akomodatif terhadap Islam politik. Hasilnya kelihatan setelah Pemilu 1992. Pemerintahan menjadi “ijo royo-royo”. Para aktivis Islam berlatar belakang Masyumi dan DI mulai masuk menjadi bagian dari sistem kekuasaan.

Perubahan orientasi politik Soeharto mengubah secara radikal sikap kelompok Islamis. Jika sebelumnya adalah pembenci Soeharto, sejak awal 1990-an mereka justru menjadi pecinta Soeharto. Terus terang saya belum menemukan alasan yang kuat mengapa hal ini terjadi selain kekuasan. Bagaimana mungkin sikap benci ditukar dengan sikap cinta secara cepat hanya karena mereka dikasih jabatan dalam pemerintahan?

Pertanyaan saya terhadap generasi Islamis era 1990-an tersebut masih relevan. Bagaimana mungkin hari ini para aktivis PKS dan juga beberapa mantan tokoh HTI–yang ke mana-mana mengusung bendera Islam–mendukung Prabowo di mana di situ sekarang berkumpul keluarga Soeharto? Apa yang telah dilakukan oleh Prabowo dan keluarga Soeharto sesungguhnya terhadap Islam?

Terus terang hingga sekarang jawaban yang muncul di depan saya hanya soal kekuasaan. Saya belum mendapatkan alasan lain yang lebih meyakinkan. Sereceh itu kah?

 

Sumber : islami.co

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed