by

Kenapa dari MU?

KH. Ahmad Dahlan adalah penganut Islam moderat ( menurut saya ) krn saya baca bukunya. Bagimana beliau bekerjasama dgn Belanda utk membangun sekolah dan rumah sakit, konon beliau pernah mengajar di sekolah Belanda saat di Yogyakarta, padahal waktu itu Belanda notabene adalah penjajah dan kafir pula.
Apa yg menarik atas isu diatas, saya lebih menyoroti sikap keterbukaan KH. Ahmad Dahlan atas proses belajar karena ilmu adalah nutrisi hati dan tonggak kebangkitan manusia yg berkelanjutan, Iqra’ adalah sebuah landasan kemanusiaan utk berkembang dan bermanfaat.
Sikap Egaliter yg dimiliki pendiri MU ini terlihat dari pesatnya MU membangun Sekolah dan RS. Misi mencerdaskan manusia dan menyehatkan ini luar biasa. Tapi kenapa jumlah keanggotaannya jauh di bawah NU, data terakhir menampilkan angka 50,3% dari jumlah penduduk muslim Indonesia berafiliasi kepada NU dan 14,6% kepada MU, dari angka diatas yg mengaku menjadi anggota NU 36,7% dari 50,3% dan yg menjadi anggota MU 5,3% dari 14,6%.
Survey alvara ini hanya mengambil sampel 1.626 responden jd biasnya pasti besar. Klaim yg selalu kita dengar NU punya anggota 60-80 jt, MU jg mengklaim beranggotakan 50jt. Padahal 54,5% muslim di Indonesia tdk masuk ke ormas manapun, artinya hanya 101jt penduduk muslim Indonesia yg menjadi anggota ormas Islam yg ada, terus kalau NU ngeklaim 80 jt dan MU 50 jt yg nambah-nambahin siapa. Tapi kalau melihat informasi angka yg lain bahwa NU punya anggota sekitar 60 jt dan MU 9 jutaan masih masuk diakal.
Kita tinggalkan perdebatan angka anggota, kita melirik prilaku petingginya khususnya yg dua mantan ketum AR dan DS, yg makin jongkek aja, malah sekarang nambah BM yg baru saja menjadi Lawyernya Cendana. Kenapa mereka tdk seperti Buya Syafi’i Ma’arif yg Arif. Kenapa cara berpolitiknya jadi genit dan nyelekit, malah sekarang keduanya jadi pemarah kepada pemerintah. AR bgt tidak dielus istana langsung mulutnya meronta, DS sekarang ngumpul dgn kroni orba, turun kelas tontonannya film G30S yg jagoannya Soeharto.
Tapi kalau ingat DS pernah lama di Golkar dan menjabat kepala Tim Riset ekonomi, kita jd mahfum kalau dia rindu suasana orba yg pernah jaya. Lebih hebat lagi, AR meracau bahwa PKI kembali ada sejak zaman Jokowi. PKI baru ini kok cepat besarnya dalam 10 thn lgsg ada dimana-mana, seolah zaman Habibie, Gusdur, Mega dan Sby selama 16 thn PKI pada ngungsi. Apalagi skrg BM jadi pembela BT soal hutang ke negara, kok kelihatan semua jadi lepas kendali hanya karena Cendana punya pundi.
Pepatah Nepal mengatakan, kalau melihat kelakuan orang jgn saat dia di rumah, tapi amati dia saat diluar atau sudah keluar rumah. Jadi ketiga mantan pentolan MU ini menunjukkan sifat aslinya, MU hanya sebuah rumah singgah, bukan Madrasah.
Mungkin karena itu Mbah Hasyim membangun Madrasah, bukan Sekolah. Kita berharap Sekolah punya ruh Madrasah dan Madrasah punya semangat Sekolah. Selanjutnya yg paling penting MU jangan lagi dapat ketum yg salah arah. Karena mantan tetap meninggalkan kesan. Jangan kesannya MU malah banyak menghasilkan orang yg salah dan membuat resah.
 
(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed