Di sinilah ia mendengar meletus G30S…, dan Fransisca merasa kuatir untuk pulang karena ia termasuk pendukung Soekarno.
Tahun 1965-1985…, Fransisca berada di Beijing.
Ia tidak berani mengontak keluarganya di Indonesia…, karena takut membahayakan keselamatan mereka.
Anaknya tujuh orang…, ketika meninggalkan Indonesia anaknya yang tertua baru berusia 13 tahun.
Sementara suaminya juga ikut ditangkap…., sehingga anak-anaknya terpaksa dititipkan kepada keluarga dan kenalan baik mereka.
Tahun 1985…, Fransisca meminta suaka di negeri Belanda.
Di sinilah ia baru berani menelpon anak-anaknya.
Dapat dibayangkan…, betapa beratnya perasaan anak-anak menerima telpon tersebut.
Rasa kangen…, haru…, sedih…, mungkin bercampur kesal juga karena sekian lama tidak ada berita sama sekali.
Di Belanda…, Fransisca masih aktif dalam Komite Indonesia-Belanda…, dan yayasan memajukan studi Asia.
Fransisca Fanggidaej…, adalah tokoh perempuan penting bagi kemerdekaan Indonesia .
Suami pertamanya…, meninggal dalam revolusi fisik pada tahun 1948.
Suami keduanya…, meninggal dalam tahanan pemerintah Orde Baru pada tahun 1965.
Dialah yang menjadi diplomat Indonesia…, yang gigih memperjuangkan kemerdekaan. Republik ini.
Dia…, sangat dikenal di luar negeri.
Dulu dia ditakuti pemerintah Belanda…, tapi dia justru meninggal di Belanda dan dalam.perlindungan pemerintah Belanda.
Rahayu
Sumber : Status Facebook Buyung Kaneka Waluya
Comment