by

Kembalikan Makna Takbir yang Hakiki

 

Takbir itu adalah membesarkan Allah. Allahu Akbar. Allah Maha Besar. Maha Besar dari apa? dari alam semesta ini, dari segalanya, termasuk dari berbagai problem yang kita hadapi, dari segala ucapan yang menghina, dari segala pembangkangan makhluk.

Saat kita memulai shalat dan mengucapkan Allahu Akbar, maka itulah garis pemutus anrara kita dan dunia. Kita mi’raj ke hadapan Allah lewat ucapan takbir. Kita tinggalkan semua urusan dunia, tak kita pikirkan urusan hutang piutang, beban berat kerjaan, bahkan jomblo pun tak lagi hirau nasib ngenesnya saat Allahu Akbar diucapkan memulai shalat.

Kita besarkan Allah, kita kecilkan diri kita. Siapa yang bertakbir maka dia tidak akan punya sifat kibir alias takabur. Dia paham sesungguhnya bahwa dirinya tidak berarti apa-apa di depan kemahabesaran Allah. Keangkuhan diri musnah seketika bersama Takbir.

Yang terjadi sekarang sebaliknya, ucapan Takbir dipakai untuk membesarkan diri kita, dan mengecilkan pihak lain. Takbir maknanya bergeser seolah menjadi “lihatlah betapa kami mayoritas, kami berkuasa penuh, dan kami bisa bertindak apapun atas kalian”. Takbir sekarang lebih ditujukan kepada mereka yang kita anggap sebagai musuh Allah ketimbang kita tujukan untuk muhasabah diri kita sendiri. Alih-alih membesarkan Allah, saat ini ucapan Takbir justru dipakai untuk menakbirkan diri kita sendiri. Na’udzubillah

Tiba-tiba ucapan Takbir menjadi menakutkan. Dipakai untuk melibas yang berbeda, digunakan untuk membenarkan tindakan apapun termasuk membully atau memfitnah pihak lain. Takbir seolah mewakili kemurkaan Allah, padahal Allah gak ada urusannya dengan kemarahan dan ketersinggungan kalian. Kata Gus Mus, “disangkanya kalau kalian marah, terus Allah yang al-Rahman dan al-Rahim itu juga pasti marah?”

Allah Maha Besar itu tidak menakutkan. Allah Maha Besar itu mengayomi semuanya di dalam kemahabesaranNya. Allah Maha Besar itu memberi hak hidup dan rejeki bahkan kepada mereka yang menentangNya. Allah Maha Besar itu tidak terhina sedikitpun jikalau semua penduduk dunia melecehkanNya. Tidak berkurang kadar keagunganNya sedikitpun kalau tak satupun mau menyembahNya.

Maka sesiapa yang mengucap Takbir, sejatinya dia akan merunduk dan merendahkan diriNya di depan kemahabesaran Allah. Yang mengucapkan Takbir dia akan merangkul semua makhluk ciptaan Allah. Yang ber-takbir akan mengakui bukan kita yang menentukan nasib sesama tapi hanya Allah!

Mari kita kembalikan makna Takbir ke makna yang hakiki, agar ucapan Takbir tidak dianggap simbol kekerasan umat dan menjadi guyonan belaka. Ucapan Takbir harus diletakkan secara proporsional agar kita dan semuanya sama-sama mengerti makna yang sebenarnya.

Tabik,

(Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia – New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed