by

Kemana Mega Berlabuh?

Oleh: Iyyas Subiakto

Kita ingat bagaimana Megawati ditekan pada zaman Orba. Sampai kuliahnya tak bisa selesai. Jangankan Mega anak sang proklamator. Soekarno sendiri diperlakukan bak sampah oleh Orba. Pada akhir hayatnya di Wisma Yaso, Soekarno sakit berat, dokter yg dikirim adalah dokter hewan.

Kebiadaban itu begitu membekas. Bahkan kita sebagai rakyat masih merasakan luka menganga. Kata Mandela sebuah bangsa tidak bisa di bangun dengan dendam, namun dengn memaafkan. Apakah hal itu sedang terjadi saat ini? Apakah yang bersangkutan meminta maaf? Apakah mereka mengaku bersalah, atau malah merasa tak pernah berbuat salah?

PS adalah ex mantu Soeharto dan dibesarkan dengan budaya itu. Menikmati segala sesuatunya dengan begitu indah tanpa susah payah. Sosok ini nyaris tidak pernah susah. Hidup dan lahir sebagai anak begawan ekonomi yg juga mantan pemberontak bergelimang kemewahan, dan disambung sebagai mantu Soeharto. Klop, pas, panjang nafasnya, enak kariernya, melejit pangkatnya, kebablasan gayanya. Mau muntah kita dibuatnya.

Catatan cacatnya juga cukup banyak tersimpan yang tak terlupakan. Dia pernah berkasus atas penculikan aktifis, msh ada 7-13 orang yg sampai sekarang tak jelas jasadnya. Kerusuhan Mei 98 yg begitu mencekam, peristiwa itu kalut dan kelam.

Dia pulang membuat partai, impian dan incarannya adalah kursi presiden RI, negeri yg pernah dia cabik bersama mertua dan iparnya. Kita terkesima saat 2009 dia berpasangan dgn Mega. Apakah Mega lupa Kudatuli, apakah Mega tak ingat Soeharto yg menzholimi Soekarno?

Oh politik kadang picik dan tak apik, serta cenderung munafik.Untung saat itu pasangan ini dikalahkan SBY, yang ternyata memble. Sejak itu PS tak pernah absen nyapres. Namun Tuhan tau hatinya kamana. Dia pura-pura Indonesia, walau celotehannya dia mengaku lebih tentara dari tentara. Tapi itu hanya bualannya.

Pilpres 2019 nyaris membara. Dari CCTV di DKI yang dipasang Ahok sebanyak 22.000 lebih, bisa memantau apa saja kelakuan warganya, termasuk ambulans Gerindra yang memuat batu dan manusia. Terus apa jadinya, sudah ketebak mau apa mereka.

Jokowi itu cinta damai dan gak mau cari rame, kongsi utk negeri ditawarkan, jadilah doi menjabat Menhan, dan jatah menteri satunya ngurus perikanan. Sayang amanah yg diterima tak berumur lama. Dia kumur-kumur pakai benur, akhirnya tergusur. Sang boss yang Menhan tenang tak bersuara. Bahkan tenggelamnya Nenggala dianggap biasa.

Suaranya malah terdengar saat memaksa temannya dari PKS dipaksa diterima di PT PAL, jadi direktur pula. Ada apa di sana? Ah gampang nebaknya. Kawan dalam perjuangan harus dikasi mainan.

Kini mata kita terbelalak ada video beredar di YouTube wawancara Dr. Connie dengan gamblang membongkar rencana rekayasa anggaran model Orba. Ternyata PS belum jera. Dia masih seperti sediakala, suka main mata dan nyerempet yang berbau dana. Tak usah diulas di sini masalah PT. TMI dan para kroni karena video itu sudah bicara kepada jutaan pemirsa rakyat Indonesia.

Sekarang kita mulai membaca masa transisi penggantian Jokowi. Siapa penerus kerja nyatanya kalau Jokowi tak bisa 3x? Ganjar duluan dihajar. Calon yang lain tak mengakar dan cenderung nakal. Isu Prawan (Prabowo Puan) dipaksa menawan. Sayang tidak baik untuk Indonesia yang akan jadi begawan 10 tahun ke depan. Apa mungkin kita pilih orang yg berwatak pura-pura pahlawan?

Kita lihat bagaimana percaturan ke depan. Apakah Mega atau Jokowi yang akan menjadi king maker negeri ini? Karena kalau salah elus, Indonesia bisa jadi negeri salah urus. Rakyat siap-siap murus-murus. Semoga kita tidak dihadapkan kepada pilihan yang terpaksa. Indonesia mau jadi apa?

(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed