by

Kelompok yang Kebablasan

 

Dalam hati saya menangis. Bukan, bukan karena saya takut presiden benar-benar berganti. Bukan karena saya panik, ketakutan Jokowi tak terpilih lagi. Bukan karena kebencian saya terhadap yang berbeda pilihan politik. Namun, saya menangis karena kasihan.

Idulfitri adalah momen mulia, Saudara! Mungkin di luar negeri, Idulfitri hanya dianggap sebagai hari ifthar, hari berbuka setelah sebulan penuh berpuasa. Namun, di Indonesia, Idulfitri adalah momen yang spesial!

Hari Idulfitri, orang kembali dari rantaunya ke daerah asal masing-masing. Menyambung silaturahmi dengan keluarga besarnya. Jarang-jarang mereka bisa begini.

Betapa hangatnya momen Idulfitri ini. Momen memperkuat tali silaturahmi dengan keluarga besar. Momen menyambung tali silaturahmi dengan banyak orang, yang jarang sekali kita temui sehari-hari. Hangatnya keluarga besar berkumpul, setelah setahun atau lebih tak bersua. Dan momen ini, dipakai untuk mengkampanyekan kepentingan politik praktis?! Sungguh tak tahu diri!

Keluarga besar saya berbeda-beda pilihan politik. Keluarga saya mungkin cenderung ‘cebong’, sedangkan keluarga seorang paman saya cenderung ‘kampret’. Namun, dalam momen lebaran, semua itu kami lepaskan. Saatnya bercengkerama dengan hangat, lepas dari segala pembicaraan politik yang mampu menguras emosi kita. Saatnya saling ngobrol, bermain bersama, bercanda ria, jalan-jalan, tanpa harus eyel-eyelan ala kusir.

Tega ya, merenggut momen seperti ini hanya untuk onani politik. Sekalipun sekeluarga besar sama pilihan politiknya, namun, menggunakan momen silaturahmi untuk berpolitik praktis, itu tidak pada tempatnya!

Perhatikan muka anak-anak kecil itu, Saudara! Anak-anak kecil dengan raut wajah yang polos dan lugu. Mereka dicekoki ‘ayo ganti presiden, karena ini dan itu’, sedang mereka mungkin masih kesulitan memahami materi pelajaran sekolahnya. Mereka seharusnya bisa bergembira ketemu saudara-saudara sebaya, om tante yang jarang ketemu, kakek nenek mereka, -termasuk mungkin bergembira dapat angpau macam saya – harus mau diperalat oleh nafsu politik orang tua-orang tua mereka.

Sudahlah, Saudara! Ganti Presiden adalah aspirasi yang sangat mungkin diperjuangkan melalui Pemilu 2019 besok. Tidak ada yang salah dari keinginan Anda mengganti presiden dalam Pemilu 2019. Namun, apabila Anda memperjuangkannya dengan mengotori kesucian Idulfitri, Anda tidak ada bedanya dengan beruk-beruk yang bergelantungan di pohon dan mencuri bawaan Anda di tempat wisata. Sama-sama tak tahu etika!

 

(Sumber: Facebook Aldinsjah V)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed