by

Kekuatan Mengampuni dan Kebesaran Hati Seorang Minoritas

Kerelaan melepas keinginan membela dirinya yang memang tidak ingin menista agama, inilah yang justru melahirkan kekuatan untuk menerima dan akan menjalani hukuman ini sampai selesai. Dengan inilah, walau pasti sedih, hati dan pikirannya menjadi kuat untuk menjalani hari-hari di balik jeruji penjara.

Lalu apa pelajaran yang saya petik dari proses mengampuni yang dialami Ahok dan keputusannya untuk tidak banding? Kekuatannya sebagai minoritas yang punya niat baik dan kerja baik bagi bangsa ini untuk tidak mudah cengeng meskipun harus menderita demi niat baiknya itu. Sebagai double minority, Ahok tahu risiko yang dihadapinya, dan yang sebenarnya sudah dialaminya.

Tapi itu tidak membuatnya kemudian memanjakan diri untuk menikmati simpati yang tercurah kepadanya terutama sejak putusan hakim diumumkan tanggal 9 Mei lalu.

Ahok tegar untuk langsung masuk penjara, dia bahkan meminta untuk pengiriman karangan bunga dihentikan, aksi mendukung di Markas Brimob dihentikan, bahkan tidak meminta keistimewaan apapun di penjara. Ahok justru mengisi hari2nya di penjara dengan kegiatan positif: membaca kitab suci, menulis dan berolahraga. Ahok bahkan tidak memanfaatkan dukungan dari luar negeri termasuk dari PBB yang meminta agar hukumannya ditinjau kembali.

Walau dia minoritas dan prinsip-prinsip HAM sebenarnya dapat digunakan untuk menolongnya, Ahok memilih untuk tidak memakai itu semua. Ahok memilih untuk segera menciptakan kedamaian bagi dirinya dan terlebih bagi bangsanya dengan menerima hukuman ini, apalagi di akhir minggu umat Islam sudah akan memasuki bulan Ramadhan.

Ahok tidak meminta simpati untuk dirinya dan membiarkan simpati bagi dirinya mengganggu ibadah saudara-saudara sebangsanya yang mayoritas. Ahok sungguh bisa berbesar hati untuk tidak melihat keminoritasannya dan kesusahannya saat ini sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan. Ahok menerimanya dengan kebesaran dan kerendahan hati.

Inilah pelajaran penting yang saya dapat, terutama sebagai minoritas di negara ini. tak perlu banyak mengeluh, lakukan apa yang terbaik bagi bangsa ini, karena walau saya minoritas, saya adalah bagian dari bangsa ini. Tidak usah membesar-besarkan diri, tidak usah harus terdengar di sana-sini. tapi tetaplah lakukan yang benar dan buatlah kebaikan sebanyak mungkin, bahkan walau karena itu saya disudutkan bahkan menderita.

Terima kasih untuk pelajaran ini, Ahok. Tuhan memberkati dan menyertaimu senantiasa.**

Sumber : qureta

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed