by

Kegagalan Prabowo Runtuhkan Petahana

Mereka kerap memainkan isu-isu receh yang susah difahami masyarakat, melandaskan fitnah, berorientasi membangun kebencian dan sejenisnya. Lihat saja orang-orang yang berada di tim BPN Prabowo bila diundang ke televise, argumentasi yang disampaikan selalu hanya asumtif. Akibatnya kubu pengamat yang sejatinya netral ikut mempertanyakan pernyataan tim BPN yang hadir. Belum lagi mereka didukung oleh pemuka agama yang tidak bijak. Makin hancurlah upaya-upaya yang mereka bangun. Bagaimana mau mengandalkan tokoh agama semacam Bakhtiar Nasir, Hussein Haikal, Yusuf Martak apalagi Tengku Zulkarnain. Status mereka bukannya memperkuat posisi Prabowo di Media Sosial namun justru melemahkan.

Jadi, upaya yang mereka bangun sebetulnya rontok karena ketidakmampuan mereka sendiri. Mereka masih mengandalkan cara-cara orba dengan menuduh, memfitnah, memvonis. Harusnya sebagai lawan, mereka membangun opini, membangun kesadaran public, mencerdaskan, mempertarungkan gagasan dan lain sebagainya. Contoh fatal lainnya dilakukan oleh Sandiaga Uno saat menyatakan program OK OC akan dijalankan ditingkat nasional. Padahal di Jakarta sendiri program ini hancur lebur dan semua orang bisa melihat apakah OK OC jalan atau bubar. Tidak ada design kampanye yang cerdas dan digunakan untuk bertarung di 2019.

Penulis coba tunjukkan salah satu contoh “serangan” ke pihak petahana misalnya soal sistem pendidikan kita yang memang banyak kelemahannya. Puji sang incumbent lalu dorong dia mengurangi beban pelajaran utamanya pada pendidikan dasar. Lontaran ini akan menyulitkan petahana. Jika didengarkan akan dilihat bahwa itulah kelemahan petahana dan jika tidak dijalankan masyarakat menilai beban siswa saat ini sudah memberatkan. Nah upaya-upaya membangun strategi yang ampuh dan melemahkan petahana tidak dilakukan penantang dengan baik. Mereka hanya menyerang dengan membangun opini. Upaya ini akan berhasil jika dilakukan 10-15 tahun lalu saat media sosial belum seperti sekarang. Jika seperti sekarang tetap tidak dirubah ya tinggal tunggu saja 17 April 2019 adalah lonceng kekalahan kedua kalinya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed