by

Kaum Munafikun

Oleh: Djati Erna Sahara

 

Ketika menasehati, lidahmu lancar berkata: “bersyukurlah, meskipun engkau dalam kesempitan”

Tapi sampai detik ini kamu gak mampu mensyukuri kekalahan pilpresmu!!

Ketika mengajak, engkau berkata bijak: “berdoalah buat seluruh muslim”

Tapi, dalam komentar2mu cuma ada doa buat presiden negara lain, padahal presidenmu juga muslim yg taat beribadah….

Ketika berdakwah: “jangan mencaci maki, jangan menghujat sekalipun kepada musuh2mu”

Tapi dalam setiap komentarmu di statusku, kamu mencaci maki presiden, menghujat seenak udelmu…bahkan dilain waktu engkau sibuk mengkafir2kan sesama muslim

Ketika memberi kultum, bibirmu manis mengajarkan banyak kebaikan : “jangan memfitnah, mengadu domba, dan menghasut”

Tapi di wallmu, penuh sharing HOAX dari akun Jonru, Nanik Deyang, Wawat, dan twit2 dajjaliyah lainnya….

***

Tahukah kamu, bahwa Islam mengajarkan kita untuk TEGUH BERPRINSIP… 
JANGAN JADI MUNAFIK… sebentar ngomong A semenit kemudian berubah menjadi B bahkan bertolak belakang dengan nasehat2 sebelumnya….

Kafir itu jelas… tapi MUNAFIK itu abu2… 
Makanya hukuman bagi org2 MUNAFIK lebih berat dibanding orang2 KAFIR…. silahkan ngaji yg bener, yg lengkap, yg kumplit, dan kpd guru ngaji yang qualified… bukan guru ngaji JADI2AN yg mengajarkan KEBENCIAN kpd umat beragama lain… atau guru yg bersifat CONDONG SEBELAH…. 
Pilihlah guru yg tdk mencampuradukkan antara ILMU AGAMA dan POLITIK… nanti kamu malah akan jadi ahlul MENCACI…. dan yg lebih parahnya menjadi PEMBOMBUNUHDIRI….

Guru ngaji yg baik itu adalah yg mengajak kita ke sebuah jalan lurus… yaitu berjalan sambil menanam kebaikan2 dan membersihkan sampah2 dihadapan… sehingga ketika kita telah berlalu, org yg akan lewat ke jalan yg kita lalui tsb akan merasa nyaman dg tumbuhan yg sdh indah, rindang, sejuk, bersih, dg bunga yg harum dan buah2 yg lezat….

Guru ngaji yg mengajak utk membenci akan membuat jalan yg kita lalui menjadi penuh sampah, bau, membuat emosi, tercemar serta becek… dan guru2 ngaji tsb akan senantiasa menyebut sami’ma wa atho’na … agar murid2nya tdk ada yg membantah atau mendebat apa yg disampaikannya meskipun salah….

Bagi saya mengajar ngaji itu bukan seperti seorang diktator yg menyuapkan bom dalam otak murid2nya… melainkan menerapkan sistem bermusyawarah… berbagi ilmu… demokrasi dan menghargai pendapat org lain… dari musyawarah itulah kini muncul pendapat2 ulama ttg berbagai ajaran dalam agama kita…

Gak ada istilah sami’na wa atho’na kecuali utk hal2 prinsip yg memang tdk bisa digugat lagi kebenaran nya spt, ttg keberadaan ALLAH… ttg hukum2 Islam, dan ttg rukun2 dan Iman islam…
Bahkan utk menterjemahkan al Qur’an… tdk boleh ada istilah sami’na wa atho’na… sebab al Quran itu bisa multi tafsir yg disesuaikan dg perkembangan zaman….

Sbg contoh ttg perbudakan… membeli dan mengawini budak2… Jaman skrg gak berlaku lagi itu, sebab di ayat lain pun sdh disebutkan bhw perbudakan sdh dihapuskan… jadi jangan ngarep kita bisa kawin dengan budak2 kita tanpa nikah spt jaman kenabian…. lagi pula budak sdh tdk ada… yg ada ASISTEN RT…

Di Arab, kebodohan majikan2 akan ayat2 al quran menyebabkan mrk berani memperkosa pembantu2nya… mrk anggap itu sesuai dg al quran yg berbunyi: “kawinilah budak2 milik kalian” 
Padahal ayat itu sdh tdk berlaku lagi di jaman skrg….

Kaum munafikun pun spt itu… tidak mau belajar mengkaji melainkan senang membebek mengikuti apa arus besar yg mengalir tanpa mau mencari tahu apakah arus bsr tersebut akan bermuara ke lembah yg berbahaya yg mengancam dirinya atau tidak….

Wallahu alam bishowab

 

(Sumber: Status Facebook Djati Erna Sahara)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed