by

Katanya Rakyat Hidup Susah, Siapa Yang Biayai Reuni 212?

Lha bagaimana tidak perjuangan hawa nafsu kalau ternyata sebagian massa semalam tidurnya di Istiqlal namun sholat subuh di Monas. Pun beredar meme orang-orang yang sholat dengan berdiri di kereta api. Itu menandakan bahwa ilmu atau pengetahuan agama mereka masih sempit.

Nah soal biaya, kita bisa kalkulasikan tuh. Sebelumnya Prabowo menyampaikan 99 persen rakyat hidupnya susah. Namun kenapa mereka bisa datang ke Jakarta? Pasti ada orang berduit yang bersedia menguarkan dananya puluhan miliar hanya untuk reuni 212. Para peserta yang datang diperkirakan sekitar 800 ribu orang. Jika kita pakai rata-rata kebutuhan biaya transport per orang baik yang dari Jakarta, Jabar atau Jateng dipukul rata perorang Rp 100.000 jumlahnya sudah Rp 80.000.000.000 atau Rp 80 M. Belum snack jika dihitung tiap orang mendapat Rp 15.000 dibutuhkan dana Rp 2,3 M. Kemudian biaya konsumsi atau makan jika perorang butuh Rp 20.000 akan menghabiskan anggaran Rp 16 M. Belum biaya panggung, biaya pengamanan, biaya property seragam pengamanan, biaya koordinasi, transport panitia dan lain sebagainya diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 130 M.

Siapa yang bersedia keluarkan dana sebesar itu? Benarkah orang akan rela mengeluarkan dana sebesar itu tanpa motif apapun? Lantas jika yang mengeluarkan dana itu tidak muncul dipanggung apa mungkin? Pastilah yang mengeluarkan biaya itu yang mendapat tempat istimewa diatas panggung, dan dengan mudah kita lihat siapa yang seharian ini muncul disana. Siapa yang paling istimewa mendapat pengawalan? Atau pertanyaan sederhana, nama siapa yang diteriakkan bolak balik oleh pembawa acara? Itulah yang membiayai reuni 212.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed