by

Kabar Gembira dari Jakarta

Oleh: Supriyanto Martosuwito

Banjir masih melanda ibukota dan menghambat perjalanan warganya. Namun tak seperti tahun sebelumnya. Selama puluhan tahun – setiap akhir Desember hingga awal Januari – hujan deras dan banjir besar melanda ibukota, dan jadi berita ramai di berbagai media. Ada juga reportase media di pengungsian. Itu sudah kejadian dan “tradisi” selama puluhan tahun.

Tapi tidak kali ini, meski banjir datang dan merendam sebagian wilayah, tak terdengar kehebohan seperti dulu. Tak ada pengungsian.

Hal itu terjadi, karena mega proyek normalisasi Sungai Ciliwung yang membelah Ibu Kota Jakarta dilanjutkan Heru Budi Hartono, sejak penjabat Gubernur itu masuk kembali ke Balaikota, Oktober 2022 lalu, dan sigap bekerja. Dalam hitungan bulan, hasilnya langsung terasa.

Kalau Anda suka me-Youtube, maka sila klik “Normalisasi Kali CIliwung” di Youtube, maka nampak betapa giatnya Pemprov DKI mengeruk sungai dan memastikan aliran air lancar menuju ke laut. Tidak mengikuti “Sunatullah” masuk ke bumi – seperti yang dimaui gubernur sebelumnya.

Tak perlu ada lokasi “parkir air” – hujan yang turun langsung mengalir ke gorong gorong dan masuk ke sungai dan meluncur deras ke laut. Sumur resapan menjadi sia sia. Membuang anggaran, notabene duit rakyat. Hasil pajak dari rakyat.

Mega Proyek Normalisasi Ciliwung mandek selama 4 tahun di masa kepemimpinan “gubernur penata kata” yang kini nyalon jadi presiden itu. Normalisasi yang memiliki target mengembalikan kapasitas Sungai Ciliwung sepanjang 33 Km akhirnya dilanjutkan dengan proses pembebasan lahan di beberapa titik tertentu.

SESUNGGUHNYA, proyek normalisasi sungai di ibukota – khususnya kawasan Ciliwung – sudah dicetuskan sejak era Gubernur Fauzi Bowo. Namun baru bisa dieksekusi oleh Gubernur Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purna atau Ahok.

Oleh Ahok BTP menuntaskan normalisasi sungai Ciliwung sepanjang 16 Km dan pembangunan terhenti selama empat tahun di masa kepemimpinan mantan Mendikbud pecatan itu.

Dalam pengerjaan proyek normalisasi tersebut, Pemprov DKI Jakarta tidak sendiri. Mereka dibantu pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

BBWSCC bersama Kementerian PUPR bertugas membangun konstruksi, memasang ‘sheet pile’ dan betonisasi. Namun pemasangan terkendala, akibat pembebasan lahan yang menjadi tugas pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak kunjung selesai. Sang Gubernur imigran Yaman itu enggan menggusur.

Di tangan Heru Budi Hartono, penjabat gubernur yang baru, program normalisasi Kali Ciliwung bahkan masuk dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2023.

Menurut Heru, yang ngantor di Balaikota sejak dilantik Senin, 17 Oktober 2022 lalu, pada dia mengajukan anggaran Rp 700 miliar untuk pembebasan lahan guna program normalisasi Kali Ciliwung. Ada setidaknya empat kelurahan yang lahannya bakal dibebaskan dengan anggaran itu.

Selama ini, pembebasan lahan untuk normalisasi sungai masih bolong-bolong. Sebab, dalam upaya pembebasan lahan, ada warga yang sudah dapat ganti rugi, ada pula yang belum. Untuk itu, mantan Walikota Jakarta Utara itu, akan berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengurusnya.

PADA INTINYA, dikerjakan! Konsep gagasan dan program yang sudah siap dikerjakan. Dan ditinjau proses pengerjaannya di lapangan. Bukan hanya diwacanakan, diprogramkan untuk dibiarkan. Seperti lumpur di sungai samping masjid Istiqlal, notabene sebelah Istana Negara. Endapan tanah, lumpur, di gorong gorong, kali, sungai, mengeras, menjadi daratan baru di sungai, dibiarkan tumbuh rumput dan jadi lapangan bola .

Banjir yang terus melanda ibukota selama ini karena programnya hanya diwacanakan dan dibicarakan.

“Jadi masalah ini harus dibicarakan, didiskusikan, dikembangkan sebagai gagasan baru, dimungkinkan berbagai inovasinya, disosialisasikan kemudian menunggu tanggapan khalayak, lalu kita bahas lagi, untuk menjadi wacana baru. Selanjutnya kita akan duduk bersama lagi, diskusi lagi dan membahas lagi. Terus mengembangan gagasan gagasan, konsep konsep….”

Begitulah gaya mantan yang kini nyalon jadi kepala negara, sibuk kampanye meski belum waktunya. Terus mengolak kata. ***

(Sumber: Facebook)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed