by

Jualan Pepesan Kosong

Saya punya saran yang simpel. Di Aceh, sudah diterapkan sebagian hukum yang katanya berpedoman pada syariat. Coba saja ditelaah apa kehidupan di Aceh jauh lebih baik dibanding daerah lain? Lihat sejak diterapkannya jiniyat. apa hasil maksimal yang diperoleh rakyat Aceh? Berita yang tergambar di publik, cuma larangan cemplakan naik motor bagi perempuan, hukum cambuk di muka umum, dan kelebayan-kelebayan lainnya.

Bagaimana dengan indeks korupsi? Nah, ini menarik. Pada tahun 2010 ICW menyatakan Aceh sebagai daerah terkorup nomor 4 di Indonesia. Eh, pada 2012 Aceh naik kelas, jadi rangking ke-2 sebagai propinsi terkorup. Padahal sudah menjalankan hukum syariah, loh?

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, “KPK sedang melakukan pemetaan di 6 wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Banten, Papua, Papua Barat. Menurut pemandangan kami daerah-daerah ini paling rawan korupsi,” saat paparan di Gedung DPR, pada 2016. LIhatlah, Aceh masuk dalam daerah paling rawan korupsi.

Saran saya, kepada orang-orang sejenis Tengku, Rizieq dan orang MUI yang minta dibuat fraksi itu, kenapa kalian gak fokus saja ke Aceh. Bukankah Aceh yang lebih adaptif dengan ide-ide syariah yang kalian tawarkan? Jadi buat apa jualan ide itu kemana-mana, kalau hasilnya saja belum keliatan. Itu sama saja menawarkan pepesan kosong.

Pindahkan markas MUI kesana. Bawa semua rombongan FPI ke Aceh. Jadikan Aceh pilot projek kalian. Coba bertarung menjadi Gubernur, Walikota, atau Bupati. Jika kalian memang membawa jargon syariah Islam, kondisi disana lebih menerima.

Lalu bangun deh, kawasan itu dengan baik. Tunjukan jika sebuah wilayah menerapkan hukum syariah, hasilnya akan lebih mensejahterakan rakyat. Lebih adil. Lebih keren dan manusiawi. Kalau sudah sukses, baru boleh berbangga hati dan menawar-nawarkan ide itu.

Lha, ini satu saja masih babak belur. Korupsi masih tinggi. Rakyat Aceh masih termehek-mehek. Sudah mau jualan syariah ke masyarakat lainnya.

Kalau perlu, bawa kasus chat sex ke Aceh. Minta diselesaikan dengan hukum syariah di sana. Jadi rakyat bisa percaya, bahwa memang Anda adalah pejuang agama yang konsisten. Bukan hanya menjual agama untuk kepentingan politik. Kalau mau berjuang jangan cuma teriak-teriak, buktikan dengan kerja keras. Dengan karya yang bisa dicontoh.

Kalau konsisten mau jualan syariah, bikin dulu produk unggulan yang sukses sebelum dijajakan. Intinya : kerja, kerja, kerja. Jangan cuma jualan obat.

Kalau ternyata di Aceh kalian keok, tidak dipilih oleh rakyat Aceh. Ya, sudah. Kembali ngajar ngaji aja, gak usah main politik.

Apalagi HTI, satu saja negara khilafah, mereka gak bisa berikan contoh. Eh, sudah ngajak-ngajak orang mendirikan khilafah. Itu sama saja dengan berdagang brosur. Barangnya gak pernah ada, tapi kita dipaksa membayar.

Semakin lama, omongan mereka kok, mirip Chiki, ya? Bungkusnya doang yang tembem, isinya cuma angin.**

Sumber : facebook Eko Kunthadi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed