by

Jokowi, Sebuah Inspirasi Spiritual

Oleh: Erizeli Bandaro
 

Ketika Jokowi memutuskan akan berlebaran di Padang, teman saya sempat nyeletuk bahwa itu hanya pencitraan. Itu cara Jokowi merebut perhatian masyarakat sumbar agar pemilu yang akan datang memilihnya. Saya tersenyum. Apakah itu salah? Niat mengapa Jokowi ke Padang yang tahu sebenarnya hanyalah Tuhan. Kita hanya bisa berprasangka baik. Betapa tidak. Andaikan dia gunakan powernya dengan politik keras untuk mendapatkan cinta dari rakyat, itupuan tidak salah. Banyak cara yang dipakai Jokowi karena begitu banyak posting sumpah serapah terhadapnya di Sosmed. Tapi itu tidak di lakukannya. Dia hanya tersenyum. Karena cinta tidak akan di dapat dari kekerasan tapi melalui cinta pula..

Mengapa ?

Dalam hidup ini banyak hal yang sulit dimengerti, bahkan terkesan bersifat paradox. Tahukah kamu Nak, banyak orang yang menyebalkan tapi kamu tidak boleh membencinya, tetaplah mencintainya. Kadang kamu berbuat baik, tapi orang lain tidak berterimakasih, bahkan ada yang menuduhmu pencitraan. Tapi, tetaplah berbuat baik. Jika kamu sukses, akan banyak teman palsu dan musuh sejati di sekitarmu. Namun, tetaplah capai kesuksesan. Seberapa besar kamu memberi bantuan kepada seseorang, ia akan dengan mudah melupakannya karena beberapa sebab. Tapi, tetaplah kamu memberi bantuan. Kejujuran itu pahit dan kadang mebuat orang lain terluka. Namun, janganlah takut untuk bersikap jujur.

Agama kita mendidik dengan baik, Anakku, bahwa kamu harus melakukan kebaikan bukan hanya kepada orang yang berlaku baik kepadamu, tapi juga kepada orang yang jahat kepadamu. Kamu bersilahturahmi bukan hanya kepada orang yang dekat denganmu, tapi juga bersilaturahim kepada mereka yg memutuskannya. Kamu bukan hanya memaafkan orang yang pemaaf kepadamu, tapi juga memaafkan mereka yang tidak memberi maaf kepadamu. Tentu, kamu harus setia kepada orang yang bisa menjaga kesetiaanya, tapi juga kamu harus setia kepada mereka yang mengkhianatimu. Sebaiknya kamu bukan hanya bicara kepada mereka yang suka bicara denganmu, tapi juga bicaralah kapada mereka yang enggan berbicara denganmu. Kamu harus memuliakan mereka yg menghinamu.

Apa artinya Nak? Apapun yang terjadi, itu bukanlah antara dirimu dengan orang lain, melainkan itu antara kamu dengan Tuhan. Kamu tidak boleh merubah jalan kebenaran yang ditetapkan oleh Tuhan hanya karena sikap orang lain. Kalau salah maafkanlah, dan jangan ragu untuk memulai lagi agar kamu dan dia berubah menjadi lebih baik. Kalau kamu menghindarinya karena alasan tidak mempercayainya, itu artinya kamu tidak berjalan di jalan Tuhan tapi di jalan kamu sendiri, di jalan egomu. Selamanya kamu akan menilai dirimu sendiri lebih baik , dan lupa bahwa orang lain juga menilaimu. Dan Tuhan Maha Tahu bahwa kamu terlalu mencintai dirimu sendiri, dan lupa bahwa sesungguhnya tugasmu harus mencintai orang lain, apapun kondisinya.

Mengapa? Kamu harus mejadi agen perubahan terhadap lingkungan, khususnya di lingkungan terdekat kamu. Bagaimana kamu bisa merubahnya menjadi lebih baik bila kamu tidak bisa merebut cintanya hanya karena kamu tidak lagi bisa mempercayainya? Banyak orang berkata, “Dia jahat, tetapi engkau dapat menghindarinya.” Tuhan berkata kepadamu, “Dia jahat, tetapi engkau dapat mengubahnya.” Caranya? Jangan berjarak tapi bersedekatlah, maafkan dan lupakan, perbaruilah. “

Itulah pesan di balik kunjungan Jokowi ke Padang. Ia menjadi insprasi kebaikan bagi kita semua. Apalagi Jokowi ke Padang di saat hari FITRI, hari kembali ke fitrah bahwa kita hidup harus senantiasa berprasangka baik dan saling mencintai karena Tuhan. Mari bermaafan dan berangkulan sebagai saudara di bumi Tuhan.

Pahamkan sayang..

 

(Sumber: Facebook Erizeli)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed