by

Jokowi Bukan Lawan JK

Ingat ketika Gusdur akan di jegal di muktamar NU di Cipayung, tapi gagal. Soeharto adalah orang yg tidak ingin ada the others strong man in this country. Kawan saya berkelakar kalau Soeharto mau asbak rokok bisa jadi camat, tapi tidak kepada Gusdur, sosok satu ini bukan kelas kacangan, sampai Soeharto mati Gusdur tetap Gusdur.
Zaman Habibie Pak JK masih digdaya, apakah ia termasuk Brutus bersama kawan-kawan menikam Habibie dari belakang, kita tidak jelas. Tapi penolakan laporan pertanggung jawaban Habibie disidang MPR konon adalah kerjaan kawan-kawannya juga.
Gusdur dilengserkan dgn kasus yg dibuat-buat, ketua MPR nya Amien Rais, Gusdur di ganti Mega yg cuma menghabiskan masa jabatan Gusdur yg sisa 3 thn. Jabatan ini hanya sweetener, kemudian Mega dikalahkan SBY. Orba kembali berjaya, hanya ganti kulit namun isinya pas sama.
SBY dan Pak JK berkuasa tidak ada yg berubah yg ada tambah parah. Bagaimana tidak SBY lah presiden pengutang terbesar selama Indonesia ada, dan tanpa pembangunan, ini sama dgn bapak orbanya yg konon hutang negara bisa masuk rekening anaknya. Posisi Pak JK saat bersama SBY, dia begitu lincah membuncah. Naluri bisnisnya tambah sumeringah, kita tidak ada data berapa kenaikan kekayaannya saat menjadi wapres era SBY. Priode kedua SBY, wapresnya Boediono yg lebih “Santun” dan penurut, jadi kalau diajak nyamun, manut.
Kerja SBY tak ada yg bermanfaat kecuali subsidi BBM dan rekaman 6 kali, satu saja kita sebut, jalan tol selama 10 thn hanya bertambah dibawah 500 km, bandingkan dgn Jokowi dalam 5 tahun pertama saja bisa menyelesaikan tol diatas 2.000 km. Diatas gabungan prestasi Soeharto dan SBY. Belum lagi harga BBM di Papua yg disamakan dgn Jawa, dst. Bayangkan rakyat Papua menjadi warga negara kelas dua selama puluhan tahun. Hanya Jokowi presiden yg datang ke Papua sampai 8 kali. Yg lain mana ada.
Pak JK dimana saat wapres Boediono bersama SBY ” ngurus BLBI “, Pak JK tenang tak bersuara karena bisnisnya aman dan nyaman. Karena apa, ya karena Indonesia hanya ganti nahoda di route yg sama, artinya tidak ada perubahan sama sekali tentang kebijakan, karena SBY juga “doyan dolanan”, maklum hobby nya suka rekaman.
Jokowi hadir dengan kebijakan memporak porandakan kaum nyaman. Dialah presiden yg begitu di lantik menaikkan harga BBM, Jokowi menabrak pakem pencitraan, padahal sudah di tahan SBY dgn subsidi agar citranya menjadi presiden yg peduli tapi ribuan triliun di bakar orang yg naik mobil dalam kemacetan karena subsidi BBM di kasi, sementara jalannya tdk diperbaiki. Zaman SBY jugalah LRT hanya ada tiangnya. Ground breaking dimana-mana, mangkrak juga disana sini.
Priode kedua Jokowi, Pak JK sudah tak bisa apa-apa, makanya dia akhirnya seperti orang prustrasi, ngomongnya selalu mengundang tanya ada apa dia dgn Jokowi, andai statementnya yg selalu genit adalah kritikan kenapa tidak disaring mana kritikan, mana nyinyiran murahan, sehingga tidak kelihatan dia sedang uring-uringan.
Terakhir saat isu Rizieq pulang, Pak JK diisukan membawa ongkos utk sang pecundang pulang, Pak JK berang, Ferdinand dan Rudi S. Kamri diadukan, 50 lawyer lumayan dapat job.
Rizieq pulang bak panglima perang, show of force dipamerkan, penjemputnya unjuk kekuatan, bandara dan tol dibuat lesehan kemudian melakukan hajatan di Petamburan.
Pujian Pak JK bak orang amnesia, bagaimana bisa dia menyebut Riziek pemimpin kharismatik sekaligus menyindir Jokowi seolah ada kekosongan pemimpin nasional makanya Rizieq dielu-elukan. Jdeerr..Jokowi marah, dua Kapolda di copot, Jokowi menurunkan pangdam dan Kapolda baru, menurunkan semua baliho Rizieq dan sekaligus mengultimatum jgn ada baliho baru.
Ada istilah air tenang menghanyutkan, Pak JK kena oleh ketenangan Jokowi, dia under estimated, kelincahan Pak JK sudah dibaca Jokowi, Pak JK salah kalkulasi. Bagaimana Pak JK mengatakan ada kekosongan pemimpin nasional kalau sekarang Jokowi adalah pemimpin Islam berpengaruh no. 12 didunia, Said Aqil Shiroj no.18 katagori Sctoholarbs and Prearchers dan Habib Lufthi no. 33.
Pak JK sbg ketua dewan masjid bertahun-tahun namanya gak pernah nyangkut apa-apa, ini kan fakta, bukan katanya, jelas ya. Jadi Islamnya Jokowi atau islamnya JK yg diakui dunia, kalau Rizieq jangan kita hitung, dia itu cuma sorbannya yg Islam, kita lebih kenal dia preman.
Jadi sudahlah Pak JK hidup baik-baik saja, dua kali jadi wapres kok gak bersyukur, mau jd presiden ketuaan pak, anak muda skrg banyak.
Kembali kalau Pak JK mau menaikkan tensi rivalitas kepada Jokowi, Pak JK pasti kehabisan energi. Jokowi baru effektif berpolitik thn 2005, Pak JK sudah sejak thn 1980an, prestasi Jokowi jauh melampaui, Jokowi hanya butuh 8,5 thn utk duduk di kursi presiden, orang kelas super kompeten ini kalau dilawan, Pak JK jadi permen bos.
Apa kunci dari semua itu, Jokowi itu humble, gak punya pamrih, gak ngeluruk proyek, gak mau sok pinter. Sekarang tanpa bas bis bus, anak dan mantunya jadi walikota diusia belia. Dua anak muda yg menauladani bapak seperti Jokowi sudah pasti akan menjadi penerus yg baik, bukan adik, anak keponakan, menantu, kakak, kakak ipar, keluarga besar disuruh melingkar mengejar proyek pemerintah dgn cara kasar dan serakah.
Ibarat kayu jati anak Jokowi itu jati Pacitan, tumbuh dilahan tandus, kayunya keras seratnya indah, karena ditempa oleh kesulitan. Beda dgn jati Jember tanahnya gembur, batangnya besar tapi getas. Mudah patah, karena manja.
Selicin licinnya belut, pasti kepegang juga. Jadi, sebelum kehabisan nafas, sebaiknya berkemaslah, daripada mati lemas.
 
(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed