Sekarang, ditengah kondisi bangsa yg sedang gamang, kita nyaris perang saudara karena ulah sekelompok yg menginginkan pancasila tidak ada dan demokrasi mau dihabisi karena kita tak sadar telah lama mengerami HTI dan membiarkan FPI jadi Gali, untung Jokowi punya nyali HTI dibubari.
Sekarang mereka buat sarang baru, dibalut istilah ijtimak ulama, entah mewakili ulama yg mana, buat ijtimak sampai empat kali, tujuannya cuma kali kali. Namun ijtimak ulama ke IV kali ini mereka meludahi wajah Indonesia, mereka menyatakan tidak mengakui pemerintah terpilih, mereka menolak demokrasi, mereka mau mendirikan khilafah, dan disana ikut bicara bekas ketua HTI ormas terlarang yg dibubarkan, dgn status sama dgn PKI, ini jelas kasat mata mereka menantang negara dan rakyat Indonesia, kenapa kok didiamkan, dan malah JK punya statement seolah melindungi mereka.
Kita tanya kepada JK, apakah kitaberlebihan menanggapi kondisi dimana negara berpotensi mau dipecah, pancasila mau dihapus, demokrasi mau dihabisi. Apa arti syariah yg selalu terus digaungkan mengganti pancasila, apa orang-orang bersorban dgn mulut penghasut mengatasnamakan ulama berkoar menantang negara dan bangsa akan kita biarkan saja, coba kita dengar apa isi hati nurani JK, mungkin dia sudah ada resep apa yg disebut KHILAFAH PANCASILA. Atau jangan-jangan JK calon pemimpinnya, siapa tau dia sudah dilama, dan nanti ada konsep yg lebih cetar dari sekedar hingar bingar mulut liar, alih-alih bisa membuat Indonesia lebih segar, tapi yg pasti tanpa pancasila Indonesia langsung bubar, ganti nama Republik Nusantara, pemimpinnya ada 34 orang bak raja, dan pasti JK salah satunya. Jadi, kondisi ini lebih ngeri dibanding Enzo yg masih hijau bak buah belinjo.
Terus yang berlebihan siapa dan yg kesurupan siapa..
(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)
Comment