by

Jin Membangun Infrastruktur

 

“Trans National Highway?” Jin membelalak. Matanya makin gede. “Jembatan yang menghubungkan pulau satu ke pulau lainnya? Ah becanda kamu. Bayangkan, berapa baja dibutuhkan. Bagaimana menanam kaki-kakinya ke dasar lautan? Belom lagi kalau dikerjakan orang-orangmu, kemudian cuma habis dikorup, terus mangkrak? Udah korupsi, nyalahin itu perbuatan jin-setan! Udah, ayo, permintaan lainnya aja!”

Mr. P akhirnya nyerah, “Baiklah. Ini keinginan besar saya yang lain. Semua perempuan dalam hidup saya berkata saya tidak peka. Tak punya perasaan. Tak romantis. Dibilangnya lebih cinta kuda daripada perempuan. Mereka nggak ngerti, bahwa dalam dunia kuda juga ada kuda betina. Hiks. Bahkan, ada juga yang nuding saya pembohong, tukang hoax, tak punya titit. Saya berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, makanya mau nyapres lagi. Tetapi tidak ada yang berhasil.

Saya tidak tahu di mana kesalahan saya. Maka, kalau hanya boleh satu permintaan, please, satu saja permintaan saya; bagaimana cara untuk bisa memahami perempuan? Bagaimana sebenarnya perasaan mereka, ketika mereka membisu pada saya. Nggak bilang iya tapi nggak bilang tidak? Ada yang mau CLBK saja syaratnya saya harus jadi presiden. Mengapa mereka suka gitu? Mengapa mereka gampang menangis? Apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu yang sebenarnya mereka inginkan? Saya ingin tahu, apa yang membuat perempuan benar-benar bahagia. Ini agar saya tak jomblo terus, karena kemarin keluar dari penjara, BTP langsung dapet aja,…”

Sejenak senyap. Jin tampak berpikir.

Jin kemudian mendekati Mr. P. Menepuk-nepuk pundak Mr. P., “Baiklah. Balik ke permintaan pertama tadi. Kau mau jembatan Trans National Highway tadi berjalur dua atau empat? Bertingkat?”

“Tapi, saya ‘kan belum Presiden?”

“Hadeh! Itu karena permintaanmu yang kedua jauh lebih sulit, dogol!”

 

(Sumber: Facebook Sunardian W)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed