by

Jeung KPAI, Cewek Itu Bukan Ikan Mas Koki!

Sang penembaknya tentu juga orang iseng, ngapain sperma dilepaskan di kolam renang? 

Iya, kita tahu. Sitti Hikmawaty, Komisioner KPAI itu perempuan. Ia pasti belum punya pengalaman mengeluarkan sperma. 

Nih, saya kasih tahu, ya sis. Kebetulan saya cowok normal.

Proses mengeluarkan sperma itu, gak kucluk-kucluk langsung muncrat begitu saja. Misalnya, cowok lagi baca buku Fisika, tetiba spermanya muncrat. Atau cowok lagi main Volly, tetiba dia minta time out karena harus keramas.

Kalaupun cowok lu kayak gitu, itu namanya cowok celamitan kelas expert. Bukan cowok normal. Dikit dikit muncrat. Dikit dikit basah. 

Tapi kelainan itu paling cuma cowok lu atau suami lu doang. Bukan cowok normal lainnya. Jangan samain kami dengan suamimu.

Nih, ya. Kalau cowok normal, untuk mengeluarkan sperma itu butuh horny dulu. Aliran darah mengumpal di ujung situ. Kudu tegang amat sangat. Horny juga bukan tiba-tiba. Harus ada stimulan. Okelah, menurutmu, melihat cewek oakai bikini di kolam renang bisa bikin cowok horny. 

Apa cukup horny doang, terus muncrqt? Ya, belum. Harus ada proses sentuhan yang sensasional. Dan intens. Ada yang disentuh sebentar langsung ambyar. Ada yang kudu lama. Gak ambyar-ambyar.

Terus kalau di kolam renang gimana nyentuhnya? 

Bisa pakai tangan, kan? 

Ok, bisa. Nyentuhnya di dalam air apa di atas air dan spermanya jatuh ke kolam?

Kalau di atas air, dia bakal jadi tontotan orang saat selamg bensinnya lagi digesek-gesek? Apa bisa konsentrasi? Agar sperma muncrat butuh konsentrqasi Jeung. Gak bisa sambil genjot sepeda, misalnya.

Ohh, gak. Bisa langsung di dalam air muncratnya. 

Busyet. Jadi saat proses pengekuaran, bakal ada Klkecipak kecipek kayak belut berantem gitu? Kalau begitu bakal jadi tontonan juga. Ngapain tuh cowok kecipak kecipek sendirian sambil mendesah desah?

Nah, jadi Jeung, harus tegang dulu. Baru bisa nyemprot. Kalau gak tegang yang muncrat bukan sperma tapi pipis. Ini sih, jadi rahasia umum orang pipis di kolam renang. Tetiba airnya jadi anget.

Padahal ya, Jeung, sebagian besar cowok kayaknya gak mudah tegang saat berenang. Rata-rata langsung kisut kayak cumi begitu nyemplung. Kecuali cowok celamitan tingkat tinggi.

Tapi mungkin jeung, Anda punya pengalaman lain. Kami gak tahu. Misalnya saat Anda berenang, eh dua minggu kemudian telat. Lalu hamil dan melahirkan. Padahal ditoel sama cowok aja, enggak.

Itu pemgalaman pribadi, Jeung. Gak bisa dijadikan patokan ke orang lain. Mungkin saja ada darah keturunan Mas Koki dalam diri Anda.

Lagian, kalau benar kejadiannya begitu. Kenapa gak tuntut pengelola kolam renangnya dengan tuduhan pemerkosaan? Atau bisa juga dituntut karena kelalaian yang menyebabkan kehamilan.

Pengelola itu lalai, karena tidak memasang pengumuman di pinggir kolam : Hati-hati Ada Sperma di Kedalaman 100 cm!

Jeung, membaca komentar Anda, kok saya jadi khawatir berenang di kolam umum. Saya khawatir kalau tetiba pas lagi jalan, ada anak kecil teriak, ‘papa, papa…’

Hanya karena mamanya dulu pernah berenang di kopam yang sama dengan saya saat masih gadis.

Kasian dia, jeung. Ketika hamil, ditanya ortunya, ‘siapa lelaki yang bertanggungjawab?’

‘Gak tahu, Pak. Tetiba saya hamil saja. Padahal saya berenangnya sudah pakai pakaian renang muslimah lho, pak?’

Jujur. Saya khawatir jeung. Akibat pemikiran Anda sebagai komisioner KPAI yang ajaib begitu, nanti KPAI akan menyarankan setiap cowok yang berenang wajib pakai kondom. Kan jadi bikin repot.

Tapi jikapun gak pake kondom dan muncrat, emang ada sperma yang begitu kuat sampai mampu merobek celana dalam cewek? Atau ceweknya berenang tanpa busana?

Waduh, jeung. Hayalanmu soal berenang bugil jangan dijadikan basis argumen dong. Rata-rata rakyat Indoensia normal. Gak ada yang tahan malu berenang di kolam rennag unum dengan telanjang bulat. 

Ingat, lho. Kamu pengurus KPAI. Komisi yang digaji negara. Kok, dungunya natural banget sih. Gak dibuat-buat.

Jeung, ngomong-ngomong kamu tahu hewan apa yang kelaminnya ada di punggung? 

“Kuda Lumping, mas,” celetuk Abu Kumkum cepat.

Pertanyaannya bukan buat kamu, Kum…

(www.ekokuntadhi.id)

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed